Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa bumi yang melanda Majene, Sulawesi Barat, merupakan fenomena yang kurang lazim. Jika mencermati aktivitas gempa Majene saat ini, tampak produktivitas gempa susulannya sangat rendah.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan hal itu. Padahal sebaran stasiun seismik BMKG sudah cukup baik di daerah tersebut.
Artinya, gempa-gempa kecil pun akan dapat terekam dengan baik. Akan tetapi, hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa gempa Majene miskin gempa susulan (lack of aftershocks).
"Fenomena ini agak aneh dan kurang lazim. Gempa kuat di kerak dangkal (shallow crustal earthquake) dengan magnitudo 6,2 mestinya diikuti banyak aktivitas gempa susulan. Akan tetapi hasil monitoring BMKG menunjukkan hingga hari kedua pascagempa utama magnitudo 6,2 hingga saat ini baru terjadi 23 kali gempa susulan," kata Daryono dalam keterangan resmi, Sabtu (16/1).
Ia melanjutkan jika dibandingkan dengan kejadian gempa lain dengan kekuatan yang hampir sama, biasanya pada hari kedua sudah terjadi gempa susulan sangat banyak. Bahkan, lanjutnya, di hari kedua sudah dapat mencapai jumlah sekitar 100 gempa susulan.
Baca juga: BMKG Perkirakan Penyebab Fenomena Aneh Gempa Majene
(OL-14)
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Jambi selama 10 hari, sejak 10 hingga 19 Agustus 2025.
MENTERI Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai potensi banjir di wilayah Jabodetabek.
Imbauan untuk hati-hati kepada masyarakat DKI Jakarta yang berangkat beraktivitas di pagi hari ini, Selasa 12 Agustus 2025.
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
Berdasarkan prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca di wilayah ibu kota hari ini akan didominasi hujan ringan.
Hasil analisis menunjukkan adanya sirkulasi siklonik di Samudra Pasifik sebelah timur Filipina, sebelah utara Papua, dan di Selat Makassar.
Fenomena ini berlangsung dari pertengahan Juli hingga akhir Agustus dan akan mencapai puncaknya pada malam 12 Agustus hingga menjelang fajar 13 Agustus 2025.
Pada Kamis, 10 Juli 2025, dunia akan disuguhkan keindahan langit malam yang istimewa: Buck Moon, nama tradisional untuk Bulan Purnama di bulan Juli.
Cancel culture di Korea Selatan adalah fenomena sosial di mana individu, terutama selebriti dan figur publik, dikritik dan dikucilkan oleh masyarakat karena tindakan yang kontroversial.
Pencairan es di Antarktika menjadi salah satu dampak nyata dari perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan. Fenomena ini ternyata dapat mengaktifkan gunung berapi yang tersembunyi
Fenomena langit yang langka dan menakjubkan akan menghiasi malam di awal tahun 2025. Parade planet, di mana beberapa planet tampak sejajar di langit malam, menjadi daya tarik
Fenomena astronomi selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang, dan malam ini, 21 Januari 2025, Anda memiliki kesempatan langka untuk menyaksikan parade enam planet
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved