Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PENCAIRAN es di Antarktika menjadi salah satu dampak nyata dari perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan. Namun, lebih dari sekadar menaikkan permukaan laut, fenomena ini ternyata dapat mengaktifkan gunung berapi yang tersembunyi di bawah lapisan es.
Bagaimana proses ini terjadi? Berikut penjelasannya.
Antarktika memiliki ratusan gunung berapi yang tersembunyi di bawah es tebal. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Geochemistry, Geophysics, Geosystems, lapisan es yang tebal memberikan tekanan besar pada kerak bumi dan ruang magma di bawahnya.
Ketika es mencair, tekanan ini berkurang drastis, memungkinkan magma untuk naik ke permukaan dan meningkatkan risiko erupsi gunung berapi.
Gunung berapi yang berada di bawah es mengandung gas-gas terlarut, seperti karbon dioksida dan uap air.
Penurunan tekanan akibat hilangnya es memungkinkan gas-gas ini untuk keluar dari larutan magma, menciptakan gelembung dan meningkatkan tekanan dalam ruang magma.
Kondisi ini bisa menyebabkan letusan yang lebih kuat dan lebih sering terjadi dibandingkan sebelumnya.
Letusan gunung berapi di bawah lapisan es dapat mempercepat pencairan lebih lanjut karena panas yang dihasilkan. Hal ini menciptakan siklus umpan balik yang semakin mempercepat hilangnya es di Antarktika.
Selain itu, abu vulkanik yang dihasilkan bisa mempercepat pencairan es dengan menurunkan albedo permukaan, sehingga lebih banyak radiasi matahari diserap dan mempercepat pemanasan global.
Pencairan es Antarktika bukan hanya masalah kenaikan permukaan laut, tetapi juga dapat memicu letusan gunung berapi tersembunyi.
Fenomena ini memperkuat dampak perubahan iklim dengan cara yang belum sepenuhnya dipahami. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi dampak jangka panjang dari perubahan iklim yang semakin ekstrem.
Jika Anda tertarik dengan perkembangan terbaru mengenai perubahan iklim dan dampaknya, tetap ikuti berita dari sumber terpercaya dan dukung langkah-langkah mitigasi perubahan iklim demi masa depan bumi yang lebih baik. (Z-10)
Pada Kamis, 10 Juli 2025, dunia akan disuguhkan keindahan langit malam yang istimewa: Buck Moon, nama tradisional untuk Bulan Purnama di bulan Juli.
Cancel culture di Korea Selatan adalah fenomena sosial di mana individu, terutama selebriti dan figur publik, dikritik dan dikucilkan oleh masyarakat karena tindakan yang kontroversial.
Fenomena langit yang langka dan menakjubkan akan menghiasi malam di awal tahun 2025. Parade planet, di mana beberapa planet tampak sejajar di langit malam, menjadi daya tarik
Fenomena astronomi selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang, dan malam ini, 21 Januari 2025, Anda memiliki kesempatan langka untuk menyaksikan parade enam planet
Perputaran Bumi pada porosnya atau yang kita kenal dengan rotasi Bumi tidak berlangsung dengan kecepatan yang sama sepanjang waktu.
Citra setelit menangkap gambar Gunung Berapi Klyuchevskoy di Rusia yang memuntahkan gumpalan asap sepanjang 1.600 kilometer ke atmosfer bumi.
Mencairnya gletser memuci letusan gunung api yang lebih sering dan eksplosof, yang memperparah krisis iklim.
Apa itu lava? Pelajari pengertian lava, perbedaannya dengan magma, dan fakta menarik tentang aliran lava dalam bahasa sederhana!
NASA kembali mencatat tonggak sejarah eksplorasi Mars dengan mengabadikan momen langka: gunung berapi raksasa Arsia Mons yang menembus lautan awan pagi di planet merah
Melalui wahana Mars Odyssey yang diluncurkan pada tahun 2001, badan antariksa Amerika Serikat ini berhasil mengabadikan citra gunung berapi raksasa di Mars
Status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, dinaikkan menjadi Level IV atau Awas, mulai Minggu pukul 20.00 WITA.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved