Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Akhirnya Ditemukan! Ini Penyebab Matahari Berubah Warna Jadi Hijau

Nike Amelia Sari
15/1/2025 13:05
Akhirnya Ditemukan! Ini Penyebab Matahari Berubah Warna Jadi Hijau
Ilustrasi matahari terbit.(Dok. Antara)

ADA laporan pada Agustus 1831, dari sejumlah negara, termasuk China, Eropa, AS, dan Karibia, tentang Matahari berubah warna dan terlihat biru, ungu, dan hijau. Fenomena tersebut kemungkinan bisa disebabkan debu dan gas vulkanik yang menyebarkan sinar Matahari dengan cara yang tidak biasa.

Pada 1831, gunung berapi misterius pernah meletus dan menjadi yang terkuat. Setelah hampir 200 tahun kemudian, para ahli menemukan bahwa letusan tersebut bisa mendinginkan Bumi.

Melansir dari situs CNN Internasional pada Selasa (14/1), letusan gunung berapi tersebut memuntahkan banyak sulfur dioksida ke stratosfer. Sehingga membuat rata-rata suhu tahunan di bagian utara Bumi turun satu derajat Celcius.

Baru-baru ini, ditemukan identitas gunung oleh para peneliti. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel inti es di Greenland. Para ahli memeriksa lapisan inti untuk melihat isotop sulfur, butiran abu, hingga pecahan kaca vulkanik. Penelitian menggunakan geokimia, penanggalan radioaktif dan pemodelan komputer untuk melakukan pemetaan artikel.

Disebutkan pada laporan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, para ahli menghubungkan letusan dengan gunung api yang berada di Samudera Pasifik. Setelah dilakukan analisis, gunung api tersebut ialah Zavaritskii yang berada di pulau Simushir, kepulauan Kuril.

Kemudian, para ahli menganalisa pecahan kaca vulkanik yang panjangnya sekitar 0,02 mm. Sehingga ditemukan kecocokan terdekat berada pada gunung Zavaritskii.

"Zavaritskii berada di pulau terkecil antara Jepang dan Rusia. Tidak ada yang tinggal di sana dan catatan terbatas pada beberapa buku harian dari kapal yang melewati pulau selama beberapa tahun," ungkap penulis utama peneliti dari School of Earth and Environmental Sciences di University of St. Andrews, William Hutchison.

Selain itu, ditemukan tiga gunung api yang juga meletus pada waktu bersamaan dengan Zavaritskii antara sekitar tahun 1808 dan 1835. Gunung-gunung tersebut menjadi pertanda berakhirnya Zaman Es Kecil. Beberapa  gunung api yang diidentifikasi ialah Gunung Tambora di Indonesia tahun 1815 dan Coseguina di Nikaragua pada 1835. (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya