Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
PUNCAK aktivitas badai matahari diperkirakan terjadi antara tahun 2024 dan 2025, menandai periode peningkatan aktivitas matahari sepanjang siklus 11 tahun.
Di sisi positif, periode ini menghadirkan peluang berharga bagi pengamatan ilmiah, memungkinkan para peneliti untuk mempelajari lebih dalam tentang matahari melalui berbagai program, termasuk Heliophysics Big Year dari NASA. Namun, peningkatan aktivitas matahari ini juga membawa risiko yang signifikan, seperti meningkatnya kemungkinan badai geomagnetik atau puncak badai matahari.
Badai matahari tahun 2024 menjadi pengingat nyata akan sifat matahari yang tidak dapat diprediksi, mengganggu komunikasi satelit, sistem GPS, dan bahkan menyebabkan ketidakstabilan pada jaringan listrik di beberapa wilayah. Dampak ini memberikan pelajaran tentang bagaimana aktivitas matahari dapat memengaruhi kehidupan modern yang sangat bergantung pada teknologi.
Memasuki tahun 2025, para ilmuwan memproyeksikan badai yang lebih intens seiring mendekatnya puncak siklus matahari. Diperkirakan, peristiwa ini dapat menyebabkan gangguan yang lebih luas, memberikan tantangan besar bagi industri dan infrastruktur global.
Mengingat potensi dampak badai matahari terhadap sistem manajemen darurat, penting bagi kita untuk memahami periode maksimum matahari yang akan datang dan mengantisipasi implikasinya dalam merancang strategi kesiapsiagaan dan respons yang efektif.
Peristiwa Carrington pada tahun 1859 menjadi contoh historis yang menyoroti potensi gangguan besar yang dapat ditimbulkan oleh badai geomagnetik, terutama pada dunia modern yang sangat bergantung pada teknologi.
Dalam sistem global yang saling terhubung, badai matahari yang dahsyat yaitu lontaran massa koronal yang mengeluarkan plasma dan medan magnet dalam jumlah besar dari korona Matahari dapat menyebabkan pemadaman listrik luas, kerusakan pada infrastruktur digital dan listrik, serta gangguan pada layanan vital seperti komunikasi dan internet.
Ketidakpastian terkait siklus matahari semakin memperumit upaya kesiapsiagaan. Meskipun para ilmuwan berusaha memprediksi intensitas dan waktu kejadian badai ini, ketidakkonsistenan historis menunjukkan betapa sulitnya membuat prediksi yang akurat.
Oleh karena itu, kesiapan kita harus bertumpu pada sistem peringatan dini yang andal dan strategi respons yang efektif untuk meminimalkan dampaknya.
Saat ini, perlindungan terhadap badai matahari sebagian besar bergantung pada sistem pemantauan seperti Advanced Composition Explorer dan satelit DSCOVR (Deep Space Climate Observatory). Meskipun mampu memberikan peringatan dini, sistem ini hanya menyediakan waktu respons yang terbatas sekitar satu jam untuk mempersiapkan langkah mitigasi, seperti menonaktifkan sebagian infrastruktur penting.
Namun, kemajuan dalam teknologi kecerdasan buatan (AI) memberikan harapan untuk meningkatkan akurasi dan waktu prediksi. Proyek seperti Frontier Development Lab memanfaatkan AI untuk menganalisis data historis eksplorasi matahari dan telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Model AI ini mampu memprediksi badai matahari hingga 30 menit sebelum dampaknya terjadi, memberikan tambahan waktu yang sangat berharga untuk melakukan langkah antisipasi.
Kerja sama antara NASA, Survei Geologi AS, Departemen Energi, dan mitra lainnya menyoroti pentingnya pengembangan teknologi ini. Sistem prediksi berbasis AI yang bersifat sumber terbuka memungkinkan integrasi yang lebih mudah ke dalam operasi infrastruktur kritis, memberikan perlindungan tambahan terhadap ancaman badai matahari di masa depan.
Ramalan mengenai puncak aktivitas matahari yang akan datang bersifat kompleks dan penuh ketidakpastian. Meskipun badai geomagnetik dan dampaknya berpotensi terjadi, saat ini belum ada alasan untuk kekhawatiran besar.
Tetap tenang! Namun, penting bagi setiap individu dan keluarga untuk mempertimbangkan langkah-langkah persiapan dasar untuk menghadapi kemungkinan pemadaman internet yang berkepanjangan. Langkah ini mencakup menyediakan metode komunikasi alternatif, seperti telepon rumah, perangkat radio darurat, dan menentukan lokasi pertemuan yang telah disepakati jika anggota keluarga terpisah.
Jika internet terputus dalam waktu lama, Anda mungkin menghadapi gangguan pada berbagai layanan dan sistem komunikasi. Hal ini bisa mencakup keterbatasan akses ke layanan daring, platform komunikasi, hingga transaksi keuangan.
Oleh karena itu, disarankan untuk menyimpan stok barang-barang penting, membuat salinan fisik dokumen penting, serta mempersiapkan rencana cadangan untuk transaksi elektronik yang krusial.
(Aptim/Z-9)
NASA mengumumkan penemuan 3I/ATLAS, komet antarbintang ketiga yang pernah terdeteksi.
Ledakan gelombang radio pendek yang diguga FRB dari galaksi jauh, ternyata berasal dari satelit tua NASA bernama Relay 2.
NASA berhasil mengabadikan lokasi jatuhnya Resilience milik perusahaann ispace di Bulan.
Perseteruan Donald Trump dan Elon Musk memperparah ketidakpastian masa depan NASA.
Kapsul Dragon dari SpaceX memiliki peran vital bagi NASA dalam mengangkut astronot ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Musk menulis di platform X bahwa SpaceX akan segera mulai menonaktifkan wahana antariksa Dragon miliknya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved