Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Cuaca Buruk, Harga Ikan di Aceh Melambung

Amiruddin Abdullah Reubee
13/1/2021 07:31
Cuaca Buruk, Harga Ikan di Aceh Melambung
Pedagang melayani pembeli ikan segar di pasar tradisional Lhokseumawe, Aceh.(ANTARA/Rahmad)

SEJAK dua pekan terakhir, harga berbagai jenis ikan segar di kawasan Provinsi Aceh melabung tinggi. Kenaikan itu akibat cuaca baruk, seperti gelombang tinggi dan angin kencang, yang melanda perairan laut Selat Malaka.

Amatan Media Indonesia, Rabu (13/1), kenaikan harga ikan segar itu di antaranya terjadi di Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Aceh Utara, Lhok Seumawe, dan Kota Banda Aceh, Ibu Kota Provinsi Aceh.

Di Pasar Ikan Grosir Pante Tengoh, Kota Sigli, Ibu Kota Kabupaten Pidie misalnya, harga ikan tongkol mencapai Rp40 ribu per kg (kilogram). Harga tersebut lebih mahal dari sebelumnya Rp25 ribu per kg.

Baca juga: Berharap Cuaca Ekstrem Segera Mereda

Lalu, ikan gembung dari biasanya Rp25 ribu per kg, sekarang naik menjadi Rp45 ribu per kg.

Kemudian ikan dencis dari Rp23 ribu per kg kini naik menjadi Rp40 ribu per kg.

Begitu juga dengan udang windu ukuran besar dari Rp90 ribu per kg kini naik menjadi Rp120 ribu per kg.

Kenaikan juga terjadi pada ikan bandeng, yaitu dari sebelumnya Rp30 ribu per kg, sekarang meningkan menjadi Rp40 ribu per kg.

"Hasil tangkapan nelayan menurun karena sulit berlayar akibat gelombang tinggi" tutur Abdullah, pedagang ikan di Pusat Pasar Pante Teungoh, Kota Sigli, Kabupaten Pidie.

Dikatakan Abdullah, kenaikan harga itu bukan saja karena sedikitnya produksi ikan dari nelayan setempat tapi juga dipenguruhi permintaan ikan yang sekarang meningkat.

"Terutama ikan tongkol, pemintaan cukup banyak karena sedang musim kenduri maulid," tambah Abdullah.

Pada bagian lain, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Malikussaleh Lhokseawe menyatakan potensi gelombang di perairan Selat Malaka mencapai 3,5 meter. Hal itu sangat berbahaya bagi pelayaran nelayan tradisional yang menggunakan perahu kayu.

Itu sebabnya BMKG mengimbau seluruh nelayan dan berbagai pihak yang beraktivitas di perairan Selat Malaka harus waspada terhadap gelombang tingi. Apalagi kecepatan angin mencapai 16 knok.

"Masyarakat yang tinggal di pesisir atau beraktivitas di perairan itu supaya selalu waspada" kata Kepala BMKG Malikussaleh Lhokseumawe Siswanto. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya