Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Harga Berangsur Pulih, Petani Jernang di Aceh Bersyukur

Amiruddin Abdullah Reubee
08/11/2020 22:55
Harga Berangsur Pulih, Petani Jernang di Aceh Bersyukur
Petani jernang di Aceh menunjukkan hasil panennya.(Antara)

PETANI jernang di Provinsi Aceh, kini mulai gembira. Pasalnya harga biji tumbuhan jenis rotan itu, sejak dua hari terakhir mulai meningkat.

Di Kabupaten Pidie, Aceh, misalnya harga biji jernang segar (baru dipetik) sekarang sudah mencapai Rp200.000/ kg (kilogram). Harga tersebut lebih mahal dari sebelumnya Rp185.000/kg.

Kenaikan harga mencapai Rp200.000 tersebut, adalah yang termahal sejak pandemi Covid-19 menyerang Indonesia Maret 2020. Karena di awal wabah corona, harga jernang di Aceh pernah anjlok hingga Rp 90.000/kg. Padahalsebelum itu sempat naik hingga Rp550.000/kg.

Hal itu ditenggarai karena ekspor biji bahan baku pewarna mamer itu ke tingkat pasar internasional sepi. Misalnya pasar China yang terbesar memasok jernang Indonesia tersebut juga sempat terhenti sementara.

Seiring kenaikan harga, permintaan biji jernang dari petani ke tengkulak semakin meningkat. Kalau belakangan petani harus mencari pembeli, kini terjadi sebaliknya. Misalnya pedagang pengumpul harus menjemput atau mencari ke perkampungan dimana ada panen jernang.

Petani jernang di dataran tinggi Ulee Gunong, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Sari Maulidin kepada Media Indonesia, Sabtu (8/11) mengatakan, pihaknya menyambut gembira kenaikan harga tersebut. Karena itu petani setempat semakin rajin merawat tanaman bahan baku pewarna marmer tersebut.

"Sebagian petani belakangan ini jarang ke kebun, tapi setelah harga biji jernang semakin membaik, mereka semakin bersemangat lagi membersihkan lahan kebunnya" kata Sari Maulidin.

Sari Mualidin mengaku sangat yakin harga biji jernang segar itu akan terus naik bila kondisi Covid-19 semakin pulih. Hal itu terpicu oleh permintaan biji jernang untuk kebutuhan ekspor ke luar negeri semakin meningkat.

"Ini bisa terus naik hingga mencapai harga tertinngi seperti tahun-tahun sebalumnya yaitu melebihi Rp 200 ribu//kg. Bahkan dua tahun lalu pernah saya jual Rp 550.000/kg" tambah Sari Maulidin. (OL-13)

Baca Juga: Pupuk Bersubsidi untuk Tapanuli Utara Bertambah 1.446 Ton



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya