Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
PENYEBARAN covid-19 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, didominasi orang tanpa gejala (OTG). Namun penyebarannya berlangsung sporadis, belum terbentuk klaster.
Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal, mengatakan pada kasus penyebaran dari OTG perlu kewaspadaan. Sebab, mereka tidak memperlihatkan gejala apapun, tapi membawa virus.
"Penyebaran sekarang memang banyak kasus dari orang tanpa gejala," terang Yusman, Selasa (13/10).
Di Kabupaten Cianjur sendiri, ucap Yusman, penyebaran kasus covid-19 sifatnya masih sporadis. Pada kondisi itu, upaya penelusuran ataupun pelacakan kasus sejauh ini masih dilakukan Dinas Kesehatan. Kondisinya berbeda seandainya terjadi klaster baru, maka melibatkan semua pihak.
"Kalau terjadi klaster, maka skupnya luas. Jadi membutuhkan banyak pihak yang terlibat untuk melakukan tracing-nya, tracking-nya, dan lainnya," ungkapnya.
Yusman menegaskan pihaknya tidak melakukan tes usap saat terjadi aksi unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja pekan lalu. Jadi, Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cianjur tak bisa mengetahui terjadi klaster atau tidak ataupun penyebaran kasus baru.
"Kita tidak tahu, dengan adanya demo waktu itu, ada klaster atau tidak. Ini yang kami khawatirkan, karena kalau terjadi klaster akan sulit dikendalikan. Risikonya cukup tinggi," jelasnya.
Berdasarkan data Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cianjur, konfirmasi positif per Senin (12/10) tercatat sebanyak 134 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 88 orang pasien telah menyelesaikan isolasi atau dinyatakan sembuh, 38 orang masih proses, 3 orang meninggal dunia, dan 5 orang lain beralamat di luar Cianjur.
Pada kontak erat tercatat sebanyak 297 kasus. Sebanyak 160 kasus dinyatakan discarded, 124 kasus masih proses, dan 13 kasus lain beralamat di luar Cianjur. Lonjakan juga terlihat pada suspek yang mencapai 1.363 kasus. Sebanyak 1.319 kasus dinyatakan discarded, 19 kasus masih proses, 18 orang meninggal dunia, dan 7 orang beralamat di luar Cianjur.
Sedangkan probable terdapat 2 kasus. Sebanyak 1 orang pasien sudah menyelesaikan isolasi atau dinyatakan sembuh dan 1 orang meninggal dunia.
"Yang berbahaya ini justru yang tidak bergejala. Sangat berpotensi menularkan ke orang terdekat," pungkasnya. (OL-13)
Gelombang pasang terjadi sejak Senin (28/7). Ketinggian gelombang mencapai 3-4 meter.
Pembelajaran di ruang musala sudah berlangsung sejak tiga tahun terakhir. Mereka merupakan siswa kelas 2 dan 3.
Kebijakan tersebut merupakan bentuk pelayanan pajak terhadap masyarakat dalam rangka memperingati Hari Jadi Cianjur (HJC) ke-348.
Sedangkan beras SPHP ada subdisi dari pemerintah. Artinya, masyarakat harus menebus pembelian beras tapi dengan harga terjangkau.
Akibat perbuatan DG terdapat potensi kerugian negara mencapai Rp8,4 miliar.
Momen Hari Anak Nasional (HAN) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dihebohkan beredarnya video aksi duel pelajar. Tragisnya, satu orang pelajar meninggal dunia.
KETERBATASAN fasilitas kesehatan (faskes) di Tiongkok memaksa pemerintah mengubah kebijakan.
Apalagi, tambah Rerie, ada tenaga kesehatan yang terpapar covid-19 tetapi tidak bergejala. Bila tidak konsisten dilakukan testing berpotensi menulari pasien yang sedang berobat.
Pasalnya, lanjut Menkes, puncak gelombang Omikron di Indonesia yang diperkirakan terjadi di akhir Februari 2022 akan lebih besar dua sampai tiga kali daripada puncak gelombang varian Delta.
AS mengurangi separuh waktu isolasi yang direkomendasikan untuk orang dengan infeksi covid-19 tanpa gejala dari 10 menjadi hanya lima hari.
Sejak dioperasikan sebagai tempat isolasi pada 21 September, jumlah pasien covid-19 yang terdaftar di Rusun Pasar Rumput mencapai 4.563 orang.
Kelima atlet DKI terpantau tanpa gejala dengan nilai CT Value yang rendah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved