Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

APD Terlambat, 50 Tenaga Medis RSUD Panyabungan Positif Covid-19

Yoseph Pencawan
09/10/2020 16:46
APD Terlambat, 50 Tenaga Medis RSUD Panyabungan Positif Covid-19
Ilustrasi(ANTARA)

FAKTA mencengangkan terkuak dari Rumah Sakit Umum Daerah Panyabungan di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Meski RSUD tersebut tidak terlalu besar, namun jumlah tenaga medis yang terkonfirmasi positif Covid-19 di rumah sakit itu sudah mencapai 50 orang.

Hal itu diungkapkan Dokter Spesialis THT RSUD Panyabungan M Rusli Pulungan kepada Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat kunjungan kerja Gubernur di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Kamis (8/10).

"Terdata 50 orang dokter, perawat dan staf RSUD Panyabungan yang terkonfirmasi positif. Dan sekarang sebanyak 7 orang masih dalam perawatan," ujarnya, dalam keterangan resmi Pemprov Sumut yang diterima Jumat (9/10).

Pada kesempatan itu Gubernur Edy mengumpulkan seluruh tenaga medis, staf dan manajemen RSUD Panyabungan untuk berdiskusi mengenai perkembangan terkini penanganan Covid-19 di rumah sakit tersebut. Dari hasil diskusi terungkap bahwa banyaknya tenaga medis yang terpapar Covid-19 di RSUD Panyabungan terjadi akibat keterlambatan distribusi alat pelindung diri (APD).

Dokter spesialis Penyakit Dalam RSUD Panyabungan Dedi Abu Bakar mengungkapkan kepada Gubernur bahwa kebutuhan APD di RSUD Panyabungan sebenarnya sudah disampaikan pada Pemkab dan DPRD Madina tetapi tidak ada realisasi. Sedangkan dokter Safran Halim Harahap juga menyampaikan harapan agar tidak ada lagi kendala tentang ketersediaan APD di RSUD Panyabungan. Pemkab Madina pun diminta untuk kembali mengaktifkan Komite Etik RSUD Panyabungan yang tidak aktif sejak Januari 2020.

Menanggapi itu, Gubernur Edy menegaskan bahwa kebutuhan tenaga medis dalam penanganan Covid-19 merupakan hal yang menjadi prioritas saat ini. Terlebih kebutuhan akan ketersediaan APD untuk melindungi mereka dari paparan Covid-19. "Kalau dokter yang meninggal kita akan sulit mencari penggantinya karena harus melalui proses panjang," ujar Edy.

Dalam situasi saat ini, Edy meminta paramedis untuk tetap waspada dengan menganggap semua yang datang berobat terindikasi terpapar Covid-19 sehingga harus tetap waspada menggunakan APD. "Saya sudah drop APD ke sini 1.000 unit. Saya tak izinkan dokter bertugas tidak menggunakan APD," pungkasnya. (R-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya