Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

PT KCI Ambil Alih Pengelolaan KA Prameks

Ardi Teristi Hardi
02/10/2020 11:37
PT KCI Ambil Alih Pengelolaan KA Prameks
Penumpang duduk di gerbong Kereta Prambanan Ekspres (Prameks) di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, tahun lalu.(ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

PT KAI menugaskan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk mengambil alih pengelolaan kereta api komuter di wilayah Daop 6. Dengan pengambil alihan kereta komuter Daop 6, KA Komuter Prambanan Ekspres (Prameks) yang beroperasi di Daop 6 dikelola PT KCI. Direktur Utama KAI Commuter Wiwik Widayanti menjelaskan pada tahap awal penugasan pengelolaan KA Lokal oleh KAI Commuter di wilayah Daop 6 Yogyakarta ini adalah Kereta Prambanan Ekspres yang melayani Kutoarjo-Yogyakarta-Solo Balapan PP. Dalam waktu dekat, dengan selesainya  elektrifikasi, KRL akan melayani Yogyakarta hingga Klaten dan selanjutnya Solo.

"Kami siap menerima penugasan dari KAI. Selama masa awal pengelolaan kereta lokal oleh KAI Commuter, petugas di stasiun maupun di dalam kereta senantiasa melakukan sosialisasi tata tertib serta aturan yang berlaku," jelas Wiwik di Yogyakarta, Jumat (2/10).

Pada masa normal, pelanggan kereta KA Prambanan Ekspres mencapai 10 ribu pelanggan per hari. Pada masa pandemi ini, pemumpang Prameks dibatasi maksimal 70 persen dari kapasitas KA Prameks.

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo menjelaskan, selama ini, PT KCI telah mengelola layanan KRL Commuter Line di Jabodetabek dengan melayani hingga 1 juta pelanggan per hari sebelum pandemi Covid-19. Pengelolaan KA lokal oleh KAI Commuter ini juga bentuk dorongan KAI kepada KCI untuk melakukan ekspansi ke luar wilayah Jabodetabek sesuai dengan perubahan nama menjadi Kereta Commuter Indonesia pada 2017 dari sebelumnya KAI Commuter Jabodetabek.

"Kami mengharapkan KAI Commuter mampu menerapkan standar layanan yang tinggi sebagaimana selama ini sudah berhasil diterapkan pada layanan KRL Commuterline," ungkap Didiek dalam keterangan tertulis.

Di wilayah Daop 1 Jakarta, KA Lokal yang ditugaskan adalah KA Lokal Merak Jaya relasi Rangkasbitung-Merak PP. Selanjutnya di wilayah Daop 6 Yogyakarta, KAI juga mendukung program elektrifikasi yang dilakukan Kementerian Perhubungan. Didiek menjelaskan standar layanan dari KAI Commuter terbukti dapat meningkatkan jumlah pelanggan dari waktu ke waktu, serta indeks kepuasan pelanggan yang trennya semakin membaik.

Pada masa pandemi ini, KAI Commuter juga masih melayani ratusan ribu pengguna per hari namun dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan.

"Semoga dengan adanya pengelolaan KA lokal Prambanan Ekspres dan KA Lokal Merak Jaya oleh KCI, pelayanan kepada pelanggan semakin meningkat, memberikan kontribusi yang positif bagi mobilisasi masyarakat sehingga menunjang peningkatan ekonomi di wilayah tersebut," jelas dia. 

PT KAI berkomitmen tetap konsisten mengoperasikan kereta api dengan penerapan protokol kesehatan yg ketat. Penugasan KA Lokal kepada KAI Commuter ini selanjutnya juga akan membuat KAI dapat lebih fokus pada pelayanan di KA Jarak Jauh serta bisnis Angkutan Barang dan Non Angkutan di wilayah tersebut.

Kereta komuter pun memiliki beberapa aturan, antara lain barang bawaan yang diperbolehkan yaitu dengan dimensi ukuran 100 cm x 40 cm x 30 cm serta tidak diperkenankan makan dan minum di dalam kereta. Penumpang juga diwajibkan mematuhi protokol kesehatan, yaitu wajib menggunakan masker, mencuci tangan sebelum dan sesudah naik kereta, serta menjaga jarak juga selalu diingatkan kepada pengguna.

baca juga: Kapolres Blitar dan Kasat Berselisih, Propam Turun Tangan

Pada tahap awal, pelanggan KA Lokal akan dilayani oleh petugas yang lebih lengkap dengan kehadiran petugas pengawalan kereta (Walka) dan Passenger Service. Walka bertugas menjaga ketertiban dan keamanan di dalam kereta selama perjalanan. Passenger service akan memberi layanan informasi dan kebutuhan-kebutuhan lainnya dari pelanggan.(OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya