Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Potensi Jogja Jadi Destinasi Wisata Internasional untuk Pernikahan

Ardi Teristi Hardi
26/9/2020 10:16
Potensi Jogja Jadi Destinasi Wisata Internasional untuk Pernikahan
Ilustrasi tempat wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta(ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmono)

DIREKTUR Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Masruroh menilai DI Yogyakarta (Jogja) memiliki potensi untuk menjadi destinasi wisata internasional untuk pernikahan (wedding tourism destination). Saat ini, tujuan wisata internasional untuk pernikahan di Indonesia yang banyak dipilih adalah Bali dan Bintan.

"Untuk bisa menjadi tujuan wisatawan internasional, penyelenggara pernikahan harus mampu mengemas sesuatu yang beda, unik, dan tidak dilupakan seumur hidup," kata Masruroh kepada media usai talkshow Sinergi Penyelenggara Wedding Menuju Yogyakarta sebagai Next Wedding Destination di Mall Hartono, Jumat (25/9) petang.

Dengan kreativitas dan budaya yang dimiliki, ia pun melihat Yogyakarta berpotensi menjadi tempat tujuan wisata berskala internasional menyusul Bali dan Bintan.

Kemenparekraf pun mendukung Yogyakarta menjadi destinasi pernikahan berskala internasional. Pada kegiatan 2021, Destination Wedding Planer International Congres yang akan diadakan di Indonesia. Ia pun berjanji akan ikut mempopulerkan Yogyakarta sebagai salah satu destinasi pernikahan.

Baca juga: Yogyakarta Izinkan Perkuliahan Luring

Jika mampu menjadi destinasi wisata internasional, masa tinggal wisatawan akan lebih lama dan belanja yang dikeluarkan pun akan lebih banyak. Manfaatnya pun bisa lebih luas dirasakan pelaku ekonomi kreatif dan pariwisata di Yogyakarta.

Masruroh berpesan, pada masa pandemi covid-19, para pengorganisasi pernikahan (wedding organizer) di DIY bisa menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

"Kegiatan pernikahan jangan jadi klaster baru penyebaran covid-19. Buktikan kepada semua orang, kita bisa bergerak tanpa membuat  covid-19 jadi lebih besar," tuturnya.

Kepala Dinas Pariwisata DI Yogyakarta Singgih Raharjo menyampaikan kekuatan Jogja ada pada budaya dan alamnya untuk menjadi tujuan destinasi pernikahan. Jogja memiliki banyak candi, Gunung Merapi, dan pemandangan alam yang indah.

Dari sisi aksesibilitas dan amenitas, Jogja juga sudah mumpuni karena memiliki Bandara Internasional Yogyakarta dan banyak hotel berbintang.

"Kalau menikah di Jogja, mereka akan punya pengalaman budaya sepanjang hidup, satu-satunya dan terakhir yang tidak terlupakan," jelas dia.

Pada masa pandemi covid-19, kegiatan pernikahan di Yogyakarta tidak dilarang asal patuh pada protokol kesehatan, undangan yang datang juga terbatas, dan mendapat rekomendasi dari Satgas Covid-19 di tingkat kabupaten/kota.

Sebelum pelaksanaan kegiatan, simulasi harus dilakukan terlebih dulu dan dilakukan verifikasi terkait penerapan protokol kesehatan. Bagi undangan dari luar negeri, mereka wajib menyertakan tes PCR dengan hasil negatif, sedangkan dari zona merah di luar DIY wajib menyertakan rapid tes dengan hasil nonreaktif.

"Intinya semuanya harus sehat, baik penyelenggara, pengantin dan keluarga hingga undangan yang datang," tukasnya.

Pihaknya pun telah menyediakan aplikasi Visiting Jogja untuk membantu melakukan pendataan bagi undangan yang hadir.

Pengorganisasi pernikahan (wedding organizer) Indra Suryawijaya menyatakan Yogyakarta layak menjadi destinasi internasional untuk pernikahan. Banyak mempelai dari Jakarta, Surabaya, hingga Singapura memilih melangsungkan pernikahan di Jogja.

Pada masa pandemi, pihaknya lebih mengarahkan kepada mempelai agar melaksanakan pernikahan dengan konsep intimate wedding. Ia pun telah menggelar 9 kali simulasi pesta pernikahan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Sementara itu, Yurry Apreto selaku creator virtual wedding mengatakan bangkitnya kegiatan pernikahan dengan protokol kesehatan pada masa pandemi covid-19 akan membangkitkan perekonomian di DIY.

"Paling tidak ada 14 sektor ekonomi yang bergerak dalam penyelenggaraan pesta pernikahan, mulai dari dekorasi, katering, hotel, hingga suvenir," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik