Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KEKERINGAN telah mengakibatkan gagal panen di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Sebagian warga terancam kelaparan, sebagian lainnya terpaksa mengonsumsi ubi hutan beracun.
“Kami sudah mulai masuk hutan untuk mencari ubi beracun. Kami kehabisan beras karena tanaman kami gagal panen akibat kekeringan,” kata Bernadeta Baro, warga Dusun Ladubewa, Desa Done, Kecamatan Magepanda, kemarin.
Selain warga dusun itu, dusun tetangga mereka yakni Watuwa juga mengalami kondisi serupa. “Untuk bisa makan seharihari, setiap pagi kami harus pergi ke hutan untuk mencari ubi beracun. Ubi itu diolah menjadi makanan sebagai pengganti beras,” tambah Bernadeta.
Sisilia Laju, warga lain, juga mengaku sudah puluhan tahun mereka meninggalkan ubi beracun. “Tahun ini, kami mengonsumsinya lagi.”
Kanisius Garu, tokoh desa, mengakui ada 27 kepala keluarga di kedua dusun yang mengonsumsi ubi hutan beracun. (GL/N-2)
IKATAN Dokter Indonesia (IDI) menanggapi temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI soal peredaran obat ilegal dan makanan tak layak edar
Regulasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) diminta mengutamakan kepentingan konsumen dalam membuat regulasi. K
Pabrik obat tradisional ilegal itu mengandung bahan kimia obat (BKO), meliputi parasetamol, dexamethasone, dan fenilbutazon
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) bisa menjadi langkah pencegahan awal untuk menangkal hoaks dan peredaran obat, makanan, serta produk toko daring yang ilegal.
BALAI Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menemukan 51 jenis makanan kedaluarsa dan dua produk pangan tanpa izin edar selama Ramadhan 1442 Hijriah.
Pemusnahan ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari makanan yang tidak layak untuk dikonsumsi.
Perhitungan kerugian petani akibat serangan hama tikus mencapai Rp10 juta-Rp15 juta per hektare.
PEMERINTAH Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, mengimbau para petani agar menunda tanam padi guna mengantisipasi ancaman gagal panen (puso) akibat cuaca buruk dan bencana banjir.
SEKITAR 100 hektare (Ha) tanaman padi di sawah puso atau gagal panen akibat terendam banjir karena Sungai Bengawan Solo meluap di Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim).
Lokasi lahan sawah yang terendam banjir itu tersebar di kawasan Kecamatan Peukan Baro, Delima, Grong-Grong, Pidie, Mila, Sakti, Mutiara, Padang Tiji, dan Keumala.
Serangan berat hama tikus seluas 42 hektare dan tingkat serangan puso seluas 26 hektare.
“Ganti rugi tersebut untuk yang lahannya mengalami kerusakan 70% karena terendam banjir sehingga tidak bisa panen,”
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved