Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Bupati Flores Timur Siap Pulangkan Anak-Anak Diduga Dijual di Bali

Arnoldus Dhae
08/9/2020 13:11
Bupati Flores Timur Siap Pulangkan Anak-Anak Diduga Dijual di Bali
Anak-anak asal Flores Timur diduga jadi korban perdagangan anak sedang menunggu kepulangan dari Bali, Selasa (8/9/2020).(MI/Arnoldus Dhae)

BUPATI Flores Timur Anton Gege Hadjon mengatakan, Pemkab Flores Timur saat ini telah mempersiapkan kepulangan puluhan anak asal Flores Timur yang batal berangkat keluar negeri, dan kini terkatung-katung di Bali.

"Pemerintah akan memulangkan semua anak yang saat ini ada di Bali. Anak-anak akan terbang dari Bali menuju Larantuka. Tetapi mereka harus menginap semalam di Kupang karena mengikuti rute pesawat Wings Air," ujarnya saat dikonfirmasi dari Denpasar, Selasa (8/9). 

Menurut bupati, semua biaya kepulangan mulai dari rapid test, tiket, bagasi, makan minum selama perjalanan akan ditanggung pemerintah. Mereka akan tiba di
Larantuka dengan selamat. Ini adalah bentuk tanggungjawab Pemkab Flores Timur terhadap warganya yang mengalami dugaan human trafficking. Menurut Anton Hadjon, dirinya bersama Pemkab Flotim tidak pernah ada niat sedikit pun untuk memperdagangkan orang. 

"Kita melihat ada program yang baik. Anak-anak bekerja di luar negeri, mendapatkan penghasilan yang besar. Lalu kita dukung. Ada MoU dengan para pihak. Tetapi di tengah jalan ada masalah seperti ini. Dan kita tidak mungkin lepas tangan. Kita pulangkan anak-anak itu ke kampung halamannya," ujarnya. 

Ia mengaku, pemerintah sudah menempuh beberapa langkah solusi. Di antaranya sudah terjadi beberapa kali pertemuan dengan para orang tua korban. Salah satu tuntutan orang tua adalah agar anak-anak itu harus dipulangkan. Dan pemerintah menerima tuntutan itu. Beberapa minggu lalu, Pemkab Flores Timur mengirim tim ke Bali. Selain itu, Pemkab Flotim juga menawarkan beasiswa bagi anak-anak peserta magang yang memilih pulang ke Larantuka. Ini adalah bentuk keseriusan pemerintah. 

"Sekali lagi saya katakan, tidak ada niat buruk dari pemerintah, atau saya sebagai bupati untuk mencelakai warga, atau mencari keuntungan dan popularitas pribadi. Kita niatnya baik, tapi hasilnya ternyata seperti ini," ujarnya.

Bupati Anton mengakui ada kelemahan dalam MoU dengan LPK Darma dan STIKOM Bali hingga akhirnya adanya proses hukum dari para korban. Ia juga membantah terlibat dalam perdagangan orang, apalagi menerima uang.

"Mungkin ada kekurangan dalam MoU tersebut, yang harus segera diselesaikan," tegasnya. 

baca juga: Pengacara: Bupati Flores Timur Harus Diperiksa Kasus Trafficking

Secara pribadi pihaknya tidak menginginkan adanya proses hukum dari para korban. 

"Kita ingin hal ini diselesaikan secara baik-baik. Ada banyak kelemahan silahkan diperbaiki dan dievaluasi. Ada yang merasa dirugikan, silahkan didiskusikan. Soal laporan ke polisi itu kan hak semua orang. Tetapi saya berharap tidak ada proses hukum itu. Ya kita ikuti saja to. Kalau mereka punya hak demikian dan mereka melaksanakan begitu mau bagaimana ya silahkan. Saya tidak pernah bermaksud tidak baik ke anak-anak," tegasnya. 

Pada hari ini 44 anak dipulangkan ke Flores Timurd dari 51 anak yang ada di Bali. Sisanya 7 anak harus berada di Bali karena mereka telah melaporkan kasus tersebut ke Polresta Denpasar. Mereka belum bisa pulang karena harus menyelesaikan sejumlah proses hukum yang harus dijalani. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya