Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Permintaan Mulai Naik Petani Jeruk di Kabupaten Malang Ceria Lagi

Bagus Suryo
24/8/2020 14:55
Permintaan Mulai Naik Petani Jeruk di Kabupaten Malang Ceria Lagi
Permintaan kembali naik petani jeruk di kabupaten Malang ceria lagi.(MI/Bagus Suryo)

PERMINTAAN jeruk lokal hasil panen petani di Kabupaten Malang dan Kota Batu, Jawa Timur, meningkat selama pandemi Covid-19. Khususnya untuk memenuhi kebutuhan pasar di Jakarta.

"Permintaan jeruk lumayan banyak, terus meningkat sejak panen raya April," tegas petani jeruk di Dusun Krajan, Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Yohanes Hadi Winarto kepada mediaindonesia.com, Senin (24/8).

Yohanes menyatakan selama Agustus merupakan akhir musim panen sehingga pasokan buah jeruk mulai berkurang. Kendati demikian ada saja buah jeruk yang bisa dipanen untuk memenuhi kebutuhan lokal Jatim dan Jakarta. Sejauh ini para petani belum bisa ekspor karena kesulitan memenuhi standar mulai kualitas, rasa, kulit dan kemasan harus sesuai permintaan.

"September sampai Januari sudah tidak ada jeruk yang bisa dipanen," ungkapnya.

Selama masa wabah covid-19, petani sempat terpukul. Saat panen Maret, para pedagang menghentikan permintaan. Kini, permintaan kembali meningkat meski di akhir musim panen. Petani masih bisa menikmati hasil panen lantaran harga buah jeruk cukup lumayan, yakni varietas jeruk siyem dijual Rp12 ribu per kg, jeruk batu keprok 55 Rp9 ribu per kg dan jeruk baby java Rp6.500 per kg di tingkat petani.

Setiap pedagang di desa setempat mengirim jeruk sekitar 8 ton per pekan atau meningkat 100% ketimbang sebelumnya hanya rata-rata 4 ton per pekan.

Yohanes mengirim jeruk untuk memenuhi permintaan pedagang di Jakarta. Jeruk hasil panen dikirim dalam kemasan. Dalam tata niaga itu juga menyerap tenaga kerja dari warga setempat. Sejumlah warga turut menikmati musim panen karena bekerja mulai proses panen, angkut, mencuci jeruk sampai mengemas.

Siharti dan Tuni, warga  Dusun Krajan, Desa Selorejo, mengaku mendapat upah dari proses mencuci buah jeruk masing-masing Rp500 ribu per pekan. Pekerjaan sampingan itu bisa menambah pendapatan keluarga.

Selama ini petani bertahan mengembangkan pertanian jeruk karena komoditas itu menguntungkan. Panen seluas 1 ha bisa menghasilkan 50 ton.  Kebanyakan petani tidak merisaukan jeruk impor, sebab konsumen lebih menyukai jeruk lokal. Keluhan petani satu-satunya hanya serangan hama dan penyakit.

"Hama lalat membuat buah jeruk banyak yang rontok," katanya.

Selama masa wabah covid-19, petani menikmati hasil panen. Buah jeruk yang dijual ke pasar laris manis. Masyarakat membeli buah itu untuk menambah asupan vitamin.

Direktur RSUD Kota Malang dr Umar Usman menyatakan imun pasien korona lebih bagus setelah mengonsumsi vitamin dan obat herbal.

"Pasien yang dirawat di RSUD kami berikan multivitamin dan curcuma tablet untuk meningkatkan imunitas tubuh," kata Umar.

Karena itu angka kesembuhan terus meningkat. Di Kota Malang, 643 orang sudah sembuh dari total positif korona sebanyak 1.061 orang. Sedangkan angka kesembuhan di Kabupaten Malang sebanyak 506 orang dari total positif korona 686 orang. (OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya