Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Menanti Penyelesaian Kasus Intoleransi di Solo

Haryanto
11/8/2020 04:35
Menanti Penyelesaian Kasus Intoleransi di Solo
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.(ANTARA/Wisnu Adhi)

PRAKTIK intoleransi yang menerpa keluarga almarhum Habib Segaf Al Jufri di Surakarta, Jawa Tengah, membangkitkan rasa empati.

Tak kurang, Gubernur Ganjar Pranowo ikut meneriakkan keprihatinannya.

“Sangat disayangkan. Di bulan Agustus, saat kita harusnya mempererat persatuan, ada yang melakukan itu. Saya sudah berkoordinasi dengan Kapolda Irjen Ahmad Lutfi dan semua aparat hukum untuk menindak pelaku dengan tegas,” ujarnya di Semarang, kemarin.

Ia berharap tiga korban yang menderita luka parah akibat penganiayaan kelompok intoleran itu segera sembuh.

“Kapolda sudah menginformasikan tahapan-tahapan pengusutan yang sudah dilakukan. Saya mendukung penuh penegakan hukum kasus ini,” tandasnya.

Penyerangan yang dilakukan kelompok beratribut agama itu terjadi pada Sabtu (8/8). Saat itu keluarga almarhum Habib Segaf tengah menggelar upacara adat perkawinan di Jalan Cempaka, Kampung Mertodranan, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta. Penyerangan membubarkan acara.

Tiga orang luka parah dan sejumlah kendaraan dirusak. Cara-cara biadab kelompok intoleran tersebut juga membuat Alissa Wahid, aktivis keberagaman, berang.

“Peristiwa itu menambah catatan buruk intoleransi di Indonesia yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman,” kata putri pertama Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid itu.

Menurut dia, aparat penegak hukum harus mengusut tuntas dan menindak tegas para pelaku dengan hukuman setimpal. “Jangan lagi ada pendekatan harmoni sosial oleh aparat penegak hukum untuk menyelesaikan kasus ini. Itu akan melanggengkan praktik kekerasan lain di masa mendatang,” tegas Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian itu.

Ia menuntut aparat penegak hukum menerapkan cara pandang hak konstitusi. “Setiap jengkal wilayah Indonesia harus memberikan rasa aman kepada penduduknya.”

Di Solo, Kapolresta Komisaris Besar Andy Rifai meminta pelaku penyerangan dan peng aniayaan segera menyerahkan diri. “Kalau tidak mau menunjukkan iktikad baik, kami akan melakukan penangkapan dengan cara-cara polisi. Dua pelaku sudah ditangkap dan akan dikembangkan ke pelaku lain,” tegasnya. (HT/FU/WJ/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik