Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PEMKOT Palembang mengajukan perpanjangan pemberlakuan PSBB di wilayahnya. Lantaran kasus positif korona baru (Covid-19) masih cukup tinggi, tercatat 576 kasus. Sedianya PSBB berakhir hari ini (Selasa, 2/6).
Wali kota Palembang Harnojoyo mengatakan, pada pemberlakukan PSBB tahap kedua ini pihaknya akan lebih memaksimalkan kinerja sejumlah unsur baik dari Pemda, TNI dan Polri. Khususnya untuk melakukan upaya jemput bola dalam mensosialisasikan protokol kesehatan di pusat-pusat keramaian.
"Dari hasil rapat evaluasi yang telah berlangsung selama dua hari ini maka, kita putuskan pelaksanaan PSBB di Kota Palembang akan diperpanjang hingga 14 hari kedepan," kata Harnojoyo, Selasa (2/6).
Meski begitu, ada beberapa hal yang akan diperbaiki dalam pelaksanaan PSBB tahap kedua tersebut yang mana intinya untuk lebih menekankan kedisiplinan prilaku masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan.
"Misalnya kita akan menempatkan petugas di semua tempat, khususnya pusat keramaian untuk memantau dan memastikan jalannya physical distancing," katanya.
Menurut Harnojoyo, selama pelaksanaan PSBB tahap pertama masyarakat sudah cenderung mematuhi imbauan untuk mencegah penyebaran covid-19.
Sementara terkait kegiatan keagamaan di tempat-tempat ibadah, Pemkot Palembang tetap akan berpedoman terhadap Kementerian Agama dan instansi terkait lainnya. Semua teknis terkait pelaksanaan PSBB kedua ini nantinya akan dituangkan dalam revisi Peraturan Wali Kota Palembang yang baru.
"Rencana perpanjangan PSBB ini akan segera kita sampaikan ke Gubernur Sumsel dan Menteri Kesehatan RI. Dan selama menunggu hasil dari Kemenkes, kita akan tetap menerapkan aturan seperti PSBB pertama," katanya.
Sementara itu, Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Anom Setyadji mengatakan, PSBB Palembang selama ini kurang optimal sehingga diputuskan untuk berlanjut.
"Sesuai aturan di Kemenkes, PSBB Palembang habis hari ini pukul 00.00 WIB. Sambil menunggu persetujuan menkes dan revisi Perwali, ada penegakan protokol disiplin di masyarakat dari sekarang," katanya.
Anom mengatakan sebagai bagian dari regulator untuk PSBB, pihak kepolisan sudah siap menegakkan disiplin masyarakat. "Karena hasil PSBB ini tidak akan maksimal jika masyarakat tidak melaksanakan protokol kesehatan," tandasnya. (OL-13)
Baca Juga: Pembukaan Rumah Ibadah Tunggu Hasil Evaluasi PSBB
PASCAPANDEMI, penggunaan masker saat ini mungkin sudah tidak menjadi kewajiban. Namun demikian, penggunaan masker nyatanya menjadi salah satu benda penting untuk melindungi diri.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
Presiden Joko Widodo mengaku bingung dengan banyaknya istilah dalam penangan covid-19, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar hingga Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Demi membantu UMKM untuk bangkit kembali, influencer Bernard Huang membuat gerakan yang diberi nama PSBB atau Peduli Sesama Bareng Bernard dii Kota Batam.
Kebijakan itu juga harus disertai penegakan hukum yang tidak tebang pilih, penindakan tegas kepada para penyebar hoaks, dan jaminan sosial bagi warga terdampak.
Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 20.155 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 6.934 positif dan 13.221 negatif.
Untuk menertibkan masyarakat, tidak cukup hanya dengan imbauan. Namun harus dibarengi juga dengan kebijakan yang tegas dalam membatasi kegiatan dan pergerakan masyarakat di lapangan.
Epidemiolog UI dr.Iwan Ariawan,MSPH, mengungkapkan, untuk menurunkan kasus Covid-19 di Indonesia, sebenarnya dibutuhkan PSBB seperti tahun 2020 lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved