Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Masjid Agung Tasikmalaya Dibuka lagi untuk Salat Jumat Berjemaah

Kristiadi
01/5/2020 21:31
Masjid Agung Tasikmalaya Dibuka lagi untuk Salat Jumat Berjemaah
Salat Jumat di Masjid Agung Kota Tasikmalaya, Jumat (1/5)(MI/Kristiadi)

MASJID Agung Tasikmalaya, Jawa Barat, telah menggelar salat Jumat untuk umum. Selama dua pekan sebelumnya, salat Jumat dibatasi untuk karyawan dan warga sekitar masjid.

Warga memadati Masjid Agung Tasikmalaya, Jumat (1/5), hingga ke lantai 2 dan teras masjid. Jemaah menggunakan masker saat salat tetap menjaga jarak atau physical distancing. Mereka juga membawa sajadah masing-masing.

Salah seorang jamaah, Bayu Adji, 28, mengaku sengaja datang untuk melaksanakan salat Jumat di Masjid Agung Tasikmalaya agar lebih khusyuk dibadingkan salat zuhur di rumah.

"Dibukanya Masjid Agung Tasikmalaya untuk salat Jumat membuat masyarakat tenang. Karena, pembatasan semua kegiatan di masjid membuat masyarakat khawatir. Yang penting, kegiatan ibadah sesuai dengan protokol kesehatan jadi tidak takut lagi," katanya, Jumat (1/5).

Baca juga: ABK KM Dorolonda dan Santri dari Tasikmalaya Positif Korona

Ketua Harian Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Agung Tasikmalaya yang juga Sekretaris MUI Kota Tasikmalaya KH Aminudin Bustomi mengatakan, salat Jumat di masjid itu memang kembali normal setelah dua pekan dibatasi bagi masyarakat.

"Masyarakat sudah semakin sadar terutama menggunakan masker hingga menerapkan physical distancing. DKM juga tidak serta-merta membuka kembali ibadah salat Jumat tanpa persiapan dan selama ini semua telah melengkapi tempat wudu dengan hand soap dan hand sanitizer. Jemaah yang masuk juga harus melalui bilik penyemprotan antiseptik termasuk pembagian masker bagi jemaah yang tak memakainya," ujarnya.

Baca juga: Langgar PSBB, Peserta Pesta di Room Karaoke di Pekanbaru Divonis

Selain itu, lanjut dia, DKM juga memberikan tanda agar jarak antarjemaah tidak terlalu rapat.

"Kami meminta umat jangan meninggalkan tempat ibadah. Contohnya di Aceh tidak pernah ada pembatasan untuk ibadah dan pasien positifnya sedikit. Semua umat harus yakin terdapat kekuatan besar Allah yang mengatur semua ini. Jika tempat ibadah ditinggalkan, khawatir pandemi covid-19 justru tidak bisa selesai," paparnya. (X-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya