Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
CUACA tidak mendukung menjadi salah satu pemicu harga cabai di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur melonjak tajam selama sepekan terakhir. Saat ini harga cabai dijual di pasar di kisaran Rp60 ribu sampai dengan Rp100 ribu per kg.
Pantauan di Pasar Inpres Larantuka Minggu (19/1), kenaikan harga cabai ini mengakibatkan sepi pembeli, sehingga penjual pun merugi. Cabai keriting merah misalnya, saat sebelum Natal dan tahun baru dijual seharga Rp45 ribu/kg, kini naik menjadi Rp100 ribu/kg. Oncu Yan, salah seorang penjual di Pasar Inpres Lrantuka, mengakui kenaikan harga ini sudah sejak lima hari terakhir.
"Barangnya susah dapat sekarang. Saya biasanya dapat pasokan cabai dari Pulau Jawa, yaitu dari Temanggung. Tapi sejak cuaca buruk, pasokan pun berkurang. Biasanya dipasok 3 kilogram setiap dua hari sekali, tetapi sekarang hanya bisa dipasok 2 kilogram tiap dua hari. Cuaca buruk, sehingga mengurangi pasokan. Saat ini saya jual cabai keriting merah seharga Rp100 ribu/kg. Sudah naik sejak 5 hari terakhir. Sebelumnya hanya Rp45 ribu/kg. Begitu juga dengan harga cabai rawit merah, yang sebelunya Rp45 ribu/kg, kini naik menjadi Rp60 ribu/kg," kata Oncu Yan.
Penjual lainnya, Nurman Kaha juga mengakui hal yang sama sehingga sepi pembeli. Hampir sepekan terakhir ini, Nurman juga telah menaikkan harga cabai keriting merah kualitas premium, yang dibelinya seharga Rp60 ribu per kilogram, kini dijual lagi seharga Rp75 ribu/kg.
baca juga: Waspadai Penyakit Baru Muncul Setiap Tahun
"Tiap tahun kalau musim hujan memang susah dapat pasokan cabai karena banyak tanaman cabai terkena penyakit. Hal yang sama juga terjadi jika musim kemarau panjang, cabai jatuh sendiri dari tangkai pohon sebelum merah sehingga kualitas cabai tidak bagus. Sehingga berkurangnya pasokan yang menyebabkan kenaikan harga. Kenaikan ini sudah hampir seminggu," ungkap Nurman. (OL-3)
“Masyarakat jadi mengurangai jumlah pembelian dan itu mengakibatkan stok cabai di pedagang lambat habisnya,”
DUA pekan pascahari raya Idul Fitri atau Lebaran 2025 yakni pada Senin (14/4) harga cabai di Purwokerto, Jawa Tengah masih bertahan di angka yang tinggi.
Sejak beberapa hari terakhir sebelum hari Nyepi hingga tiba hari Idul Fitri, harga cabai rawit masih bertahan tinggi yakni Rp130 ribu/kilogram (kg).
Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar di Bali tembus hingga Rp120 ribu hingga Rp130 ribu per kilogram menjelang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025.
Menurut Nasir, kenaikan harga cepat berubah selama Ramadan ini. "Kenaikan harga terjadi dalam sebulan ini,” kata Nasir.
Turunnya harga cabai ini disebabkan oleh pasokan cabai yang mulai melimpah.
Komoditi tersebut di antaranya beras kualitas I dan II, daging ayam broiler, telur ayam ras, cabai rawit, cabai merah dan kacang tanah.
Lalu harga cabai merah kualitas sedang (standar) dari pekan lalu Rp40.000/kg, kini naik menjadi Rp48.000/kg. Itu juga sudah dua kali naik sejak sepekan terakhir.
Misi dagang kali ini diawali dengan penandatangan pasokan jenis hortikultura cabai, di antaranya cabai merah keriting, cabai rawit merah dan bawang.
Menyikapi tingginya harga cabai rawit merah di tingkat konsumen, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional bersama Kementerian Pertanian menggelar aksi stabilitas pasokan harga pangan.
Bersamaan naiknya harga sejumlah cabai dan bawang, terdapat juga komoditas yang harganya turun. Di antaranya tomat kecil dari Rp8 ribu menjadi Rp6 ribu per kg dan tomat besar dari Rp10 ribu
HARGA kebutuhan pokok setiap pasar tradisional Tasikmalaya merangkak naik terutamanya terjadi pada bawang merah, telur, cabai merah, daging ayam potong dan sayuran
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved