Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Jangan Ada lagi Amuk di Papua

Marcelinus Kelen
02/9/2019 06:00
Jangan Ada lagi Amuk di Papua
Kondisi rumah warga masyarakat yang terbakar di Entrop, Kota Jayapura, Papua(ANTARA FOTO/Gusti Tanati)

SETELAH dilanda unjuk rasa yang berujung amuk massa, situasi di Papua berangsur normal. Semua pihak ingin peristiwa seperti itu tak terjadi lagi.

Suasana Kota dan Kabupaten Jayapura sebelumnya mencekam setelah dilanda demonstrasi anarkistis, Kamis (29/9). Massa yang memprotes tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, membakar gedung-gedung pemerintahan, pertokoan, dan rumah-rumah di wilayah Abepura, Entrop, dan Kota Jayapura.

Namun, situasi kini semakin kondusif. Pantauan Media Indonesia dari Sentani, Kabupaten Jayapura, dan sejumlah kawasan di Kota Jayapura, pusat-pusat berbelanjaan, toko-toko, ataupun tempat publiknya lainnya kembali beroperasi. Saga Mall dan Ramayana di Abepura, misalnya. Begitu pula Pasar Sentani, Abepura, dan warung-warung pinggir jalan.

Akses internet yang sempat diblokir pemerintah pusat juga sudah bisa kembali diakses sejak kemarin pagi meskipun baru sebatas pengguna wifi dari Indihome Telkom, sedangkan untuk data seluler ponsel belum normal.

Untuk menjamin situasi tetap kondusif, aparat keamanan masih melakukan patroli dengan sesekali menyusuri jalan raya Abepura-Sentani. Pegawai Pemkot Jayapura dan pihak kepolisian serta TNI juga bahu-membahu membersihkan jalan dan puing-puing sisa kebakaran.

Warga berharap tidak ada lagi aksi kekerasan di Papua. Mereka ingin kehidupan kembali damai seperti sedia kala. ''Jangan ada lagi demonstrasi atau aksi lainnya. Kita semua ingin yang terbaik untuk Jayapura. Kami tidak pernah berpikir sampai ada pembakaran seperti ini,'' ujar Yulinda Safaar, 34, warga Sentani yang lahir dan besar di Jayapura.

Gubernur Papua Lukas Enembe kemarin mengimbau seluruh masyarakat Papua menjaga ketertiban selama unjuk rasa, tidak merusak fasilitas umum, kantor-kantor, dan bangunan milik masyarakat. Dia juga meminta aparat menghindari penanganan secara kekerasan serta tidak menangkap masyarakat Papua yang melakukan aksi penyampaian pendapat.

Papua, menurut Lukas, dikenal sebagai miniatur Indonesia sesungguhnya yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. ''Mari kita bersama-sama dengan prinsip kasih menembus perbedaan untuk melakukan perubahan Papua demi kemuliaan rakyat Papua dalam bingkai NKRI.''

 

Terima kasih

Di Jakarta, Menko Polhukam Wiranto di hadapan sejumlah masyarakat Papua pada acara Yospan Papua di car free day mengungkapkan rasa terima kasihnya karena situasi di Bumi Cendrawasih mulai kondusif. "Hari ini kita sangat bersyukur, ya bahwa saudara-saudara kita di Papua dan Papua Barat sudah berdamai, sudah tenang. Kehidupan mulai berjalan lagi, toko-toko sudah buka," tuturnya.

Wiranto yang mengenakan pakaian merah bertuliskan Indonesia dan berikat kepala khas Papua menekankan petingnya mengedepankan persatuan.

"Tidak perlu kita berkelahi, tidak perlu kita anarkistis, tidak perlu kita bakar-bakaran. Bakar makanan boleh, bakar batu pun boleh, tapi jangan bakar gedung, jangan bakar fasilitas umum.''

Untuk memastikan kondisi segera pulih seperti sedia kala, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian akan terbang langsung ke Papua dan Papua Barat. Keduanya akan tinggal di Papua hingga seminggu sampai situasi benar-benar terkendali.  (Dro/Iam/Rif/OL/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya