Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
MANAJEMEN Bank Sulawesi Tenggara (Sultra) mendapata sorotan terkait kredit sebesar Rp23 miliar dari total Rp30 miliar oleh seorang debitur. Plt Direktur Utama Bank Sultra La Ode Mustika dan Direktur Pemasaran Netty Hasan mengatakan ada kejanggalan dalam pemberian kredit sebesar Rp30 miliar kepada seorang debitur bernama Ishak Ismail.
"Sudah ada sejumlah karyawan Bank Sultra yang diperiksa secara internal oleh tim audit internal Bank Sultra. Dari hasil pemeriksaan itu sudah ada karyawan mendapat surat peringatan keras karena telah terbukti memberikan kredit dengan plafon Rp30 miliar. Kredit dicairkan setelah ada kontrak kerja (stand by loan) dengan debitur bernama Ishak Ismail," kata Netty Hasan di Kendari, Kamis (1/8).
Kredit dengan plafon Rp30 miliar yang disetujuan pada 2018 baru dicairkan Rp23 miliar sesuai dengan kontrak yang telah ditunjukkan. Namun saat penerimaan termin hasil pekerjaan, pihak Bank Sultra tidak melakukan pemotongan sesuai dengan perjanjian kontrak. Sehingga ada dugaan penyimpangan yang dilakukan oleh oknum Bank Sultra.
Akibat penyimpangan ini pihak Bank Sultra yang masih dijabat oleh Direktur Utama Bank Sultra Haerul Kumaraden menghentikan kredit tersebut. Saat ini debitur Ishak Ismail telah mengembalikan sebesar Rp7,4 miliar, dan masih tersisa Rp15,6 miliar yang harus segera dikembalikan pula. Plt Direktur Utama Bank Sultra La O de Mustika menambahkan bahwa saat ini tim audit internal terus bekerja untuk memeriksa pihak-pihak yang terlibat dalam pencairan dana bermasalah ini.
baca juga: Tambang Ilegal Marak Diduga Ada Backingan
Pada kesempatan berbeda, debitur Bank Sultra, Ishak Ismail membantah jika pinjaman sebesar Rp23 miliar di bank tersebut bermasalah.
"Perjanjian pinjaman bukan satu tahun seperti dipersoalkan, tetapi lima tahun. Semua proyek yang menjadi jaminan kredit sedang berjalan," tukasnya. (OL-3)
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali menyelenggarakan BCA Business Case Competition (BBCC), sebuah kompetisi tahunan bagi mahasiswa Indonesia.
Kesadaran akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang mendorong banyak individu dan keluarga menjadikan asuransi jiwa sebagai bagian dari strategi perlindungan masa depan.
Sebagai platform investasi digital, Fundtastic terus berinovasi memperkuat posisinya dalam ekosistem keuangan di Indonesia.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) menegaskan reputasinya sebagai institusi keuangan nasional yang mampu bersaing di panggung global dengan masuk ke daftar Global 2000 Forbes pada 2025.
Data Bank Indonesia mencatat peningkatan transaksi perbankan digital sebesar 54,89% secara tahunan (YoY) hingga September 2024.
GUBERNUR Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan Gubernur Banten, Andra Soni di Surabaya sebagai upaya bersinergi menguatkan perekonomian antar daerah.
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I 2025. Penyaluran kredit tumbuh sebesar 5,97% secara tahunan (yoy) menjadi Rp1.416,62 triliun.
PT Bank Danamon Indonesia membukukan total kredit dan trade finance konsolidasi sebesar Rp195,7 triliun di sepanjang semeseter pertama 2025.
Di tengah peningkatan penyaluran kredit, kualitas kredit tetap terjaga, tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) gross sebesar 2,22% dan NPL net sebesar 0,84%.
Teknologi membuka peluang efisiensi baru — mulai dari underwriting yang lebih cepat dan presisi, hingga klaim otomasi dan prediksi risiko berbasis perilaku.
Persetujuan telah diberikan untuk penerbitan kredit plastik untuk Inoctcle berdasarkan verifikasi daur ulang 84.000 metrik ton limbah plastik
Kejagung juga akan menelusuri aliran dana yang diajukan sebagai modal kerja, namun, diselewengkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved