Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

TKN: Sekarang Kembali ke Sila Ketiga Pancasila

Bayu Anggoro
19/4/2019 18:45
TKN: Sekarang Kembali ke Sila Ketiga Pancasila
Direktur relawan TKN Jokowi-Amin, Maman Imanulhaq.(ROMMY PUJIANTO /MI)

TIM Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin mengajak relawan dan pemilih pasangan calon nomor urut 01 tersebut serta seluruh masyarakat umumnya untuk merajut tali persaudaraan pascapencoblosan pada 17 April kemarin. Hal ini sangat penting demi lancarnya pembangunan serta keutuhan bangsa dan negara.

Direktur Relawan TKN Jokowi-Ma'ruf, Maman Imanulhaq, mengatakan, rekonsiliasi sesama anak negeri menjadi hal utama yang harus dilakukan saat ini. Selain karena pesta demokrasi sudah mencapai puncaknya saat pencoblosan kemarin, menurutnya, persatuan dan keutuhan bangsa menjadi prioritas sehingga harus tetap terjaga.

"Hari ini rekonsiliasi antarbangsa, kemarin kita punya kedua calon (presiden-wakil presiden) yang hebat. Sekarang kembali ke Pancasila sila ketiga, Persatuan Indonesia," kata Maman di Bandung, Jawa Barat, Jumat (19/4).

Maman pun meminta tidak ada lagi pihak-pihak yang membuat sekat di antara sesama anak bangsa. Dikotomi antara pemilih kedua calon presiden-wakil presiden harus dihilangkan dan kembali bersatu demi kemajuan bangsa dan negara.

"Dikotomi antara pemilih 01 dan 02 harus dihilangkan, kita harus cari kosa kata untuk menyatukan kita," katanya.

Maman pun percaya keakraban dan hubungan sosial masyarakat akan tetap terjaga terutama dengan berakhirnya perhelatan demokrasi ini.

"Saya percaya, orang Indonesia sudah ribuan kali pilkades, kita sudah keempat kalinya pilpres. Setelah beres, ada nilai-nilai untuk bersatu kembali," katanya.


Baca juga: Polda Amankan Tujuh Perusuh Pecoblosan di Jatim


Disinggung adanya klaim kemenangan yang dilakukan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Maman menghormati sikap tersebut.

"Itu hak mereka untuk mengklaim. Walau kita menunggu hasil dari KPU (Komisi Pemilihan Umum), tak boleh nyinyir apa pun, kita menghormati apa yang mereka lakukan dengan ekspresi itu," katanya.

Pada akhirnya, dia meyakini pesaingnya itu akan berbesar hati dengan menerima apa pun hasil resmi nanti.

"Kita hormati Pak Prabowo. (Pemilu Presiden) 2014 juga ada upaya di MK. Setelah dinyatakan kalah, Pak Prabowo datang ke pelantikan Pak Jokowi, dan menyalami. Saya rasa ini akan terjadi di 2019. Bangsa Indonesia pemaaf," katanya seraya mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang sudah bersama-sama mensukseskan jalannya pemilu ini, termasuk kepada KPU, Bawaslu, dan TNI/Polri.

Disinggung adanya hasil hitung cepat, Maman meminta semua pihak untuk bersikap positif. Sebab, keberadaan kajian ilmiah ini merupakan pemandu di saat-saat masyarakat belum mengetahui hasil resmi dari KPU yang baru akan diketahui bulan depan.

"Quick count penting agar enggak ada teka-teki di masyarakat. Teka-teki yang jadi kegelapan. Sekarang kan quick count jadi penerang siapa yang menang siapa yang kalah," katanya.

Meski begitu, dia mengajak semua pihak untuk menjadikan hasil hitung nyata KPU sebagai patokan penentu pesta demokrasi ini.

"Hitung resmi KPU penting, memang tak boleh mendahului," katanya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik