Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Menhan Minta Ulama Jaga NKRI dari Upaya Ganti Pancasila

Golda Eksa
08/4/2019 20:05
Menhan Minta Ulama Jaga NKRI dari Upaya Ganti Pancasila
Menhan Ryamizard Ryacudu menghadiri acara Thoriqoh Kebangsaan Konferensi Ulama Sufi Internasional(MI/ Golda Eksa)

MARAKNYA paham radikal dan aliran yang ingin mengubah ideologi Pancasila harus dicegah. Semua komponen bangsa, termasuk alim ulama sejatinya mengambil sikap untuk tetap menjaga keutuhan NKRI dari rongrongan tersebut.

Hal itu dikemukakan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat menghadiri acara Thoriqoh Kebangsaan Konferensi Ulama Sufi Internasional bertajuk 'Mengimplementasikan Tasauf untuk Kebahagiaan Umat Manusia dan Keselamatan Negara', di Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (8/4).

"Tema yang diambil pada kesempatan kali ini saya pandang relevan dalam rangka mengingatkan kembali akan hakekat dan jati diri umat Islam Indonesia, yang sesungguhnya di tengah maraknya aliran dan paham ideologi lain yang ingin mengganti ideologi Pancasila," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima Media Indonesia.

Ia menegaskan, dalam era perkembangan modernisasi dan globalisasi, di samping ancaman-ancaman berbentuk fisik nyata dan ancaman belum nyata, Indonesia juga harus mewaspadai ancaman disintegrasi bangsa melalui perubahan mindset yang bertujuan mengubah ideologi negara Pancasila.

"Dengan kekuatan soft power, ancaman ini terus berupaya secara sistematis, terstruktur dan massif untuk merusak jati diri anak bangsa Indonesia dengan ideologi radikal. Pengaruh mindset ini merusak jati diri anak bangsa yang ujungnya adalah suramnya masa depan generasi muda Indonesia."


Baca juga: Surya Paloh: Alam tidak Mengizinkan Tuduhan PKI terhadap Jokowi


Menurut dia, terorisme dan radikalisme merupakan salah satu ancaman yang sangat nyata serta bentuk penistaan terhadap agama, negara, dan bangsa Indonesia. Ancaman itu tidak hanya menimbulkan kerugian material, nyawa, dan menciptakan rasa takut dimasyarakat, tetapi juga telah mengoyak keutuhan berbangsa dan bernegara.

"Terorisme dan radikalisme yang kita hadapi saat ini adalah ancaman teroris generasi ketiga. Ciri khusus dari ancaman terorisme generasi ketiga ini adalah kembalinya para militan asing ISIS dari Timur Tengah serta berevolusinya ancaman dari yang bersifat tersentralisasi menjadi terdesentralisasi yang menyebar keseluruh belahan dunia, setelah kekalahan ISIS di Suriah dan Irak," kata dia.

Lebih jauh, terang dia, para ulama merupakan penerus perjuangan dan tokoh-tokoh ulama patriot bangsa, sekaligus pewaris utama nilai-nilai proklamasi dan kemurnian nilai-nilai Pancasila.  Para ulama harus menyadari fungsinya sebagai generasi penerus kemerdekaan dan persatuan Indonesia yang berkewajiban melanjutkan cita-cita proklamasi, yakni mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

"Kalau para ulama tidak melaksanakan bela negara dan tidak membela Pancasila serta UUD 1945 maka kita telah menjadi pengkhianat kepada bangsa ini, dan pengkhianat bagi orang tua dan ulama-ulama pendahulu kita yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa dengan tetes darah, keringat dan air mata," pungkasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya