Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
SEBANYAK 6 ton sampah dikumpulkan dalam aksi memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diselenggarakan Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Ruteng, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (4/3).
Kegiatan yang berlangsung sepanjang jalan negara mulai dari Carep, Manggarai hingga Danau Rana Mese, Manggarai Timur itu melibatkan aktivis lingkungan dan ratusan pelajar MAN 2 Langke Rembong, Manggarai dan SMKN 1 Poco Ranaka, Manggarai Timur.
Mereka menyisir sampah mulai dari jarak 1 kilometer arah timur gerbang kota Ruteng. Di area tersebut ditemukan tumpukan sampah yang sudah membusuk.
Semakin ke timur, tumpukan sampah semakin banyak hingga di perbatasan kawasan hutan lindung. Di antara berbagai macam tumpukan sampah nonorganik ditemukan pampers bekas, plastik, pecahan kaca, potongan seng, hingga limbah besi.
Mirisnya, lokasi yang digunakan membuang sampah berada di spot yang biasa digunakan orang untuk beristirahat sambil menikmati indahnya pemandangan alam.
Baca juga: Usia Tua Atap Bangunan Sekolah di Tegal Ambruk
Di sekitar tumpukan sampah ditemukan aneka tumbuhan dan bunga hutan yang cantik dengan latar bentangan alam yang indah.
Beberapa petugas BKSDA mengaku kerap memergoki warga yang membuang sampah di pinggir jalan. Biasanya mereka mengangkut sampah menggunakan sepeda motor dan mobil. Ada sampah rumah tangga, ada pula sampah milik pengusaha dari pertokoan di Ruteng.
Para pembuang sampah sembarangan yang dipergoki petugas, dipaksa memungut kembali sampah-sampah itu agar dibuang di tempat yang telah disiapkan pemerintah.
Namun, upaya tersebut tidak kunjung memberikan efek jera. Tepi jalan arah timur kota Ruteng terus menjadi sasaran tumpukan sampah.
BKSDA wilayah II Ruteng pun sering melakukan aksi bersih lingkungan dengan melibatkan elemen lain seperti warga dan pelajar.
Kali ini, BKSDA Ruteng melibatkan orang-orang muda seperti pelajar untuk menanamkan kesadaran sejak dini agar peduli lingkungan dan mencintai kebersihan.
“Memerangi sampah ini perlu dimulai dengan membangun kesadaran. Pelibatan pelajar ini juga merupakan bagaian dari membangun kesadaran untuk hidup bersih dan mencintai lingkungan sekitar,” ujar Kepala Bidang KSDA Wilayah II Ruteng, Heri Suhery.
Lingkungan yang bersih dan sehat, kata Heri, turut memengaruhi kesejahteraan hidup masyarakat. Dalam lingkungan yang bersih, manusia akan hidup nyaman dan bisa beraktifitas dengan baik dan maksimal.
Ikhwan, Wakil Kepala Sekolah MAN 2 Langke Rembong, yang bergabung dengan siswanya dalam aksi tersebut mengaku sudah berkali-kali dilibatkan BKSDA dalam aksi serupa.
Ia mengapresiasi BKSDA dan lembaga atau organisasi lainnya yang sering memelopori aksi bersih lingkungan.
Ikhwan mengatakan, sekolahnya menjadikan kerja bakti bersih sampah ini sebagai kesempatan memberikan edukasi kepada siswa agar mencintai lingkungan dan menyadari bahaya sampah seperti gangguan kesehatan dan pencermaran lingkungan.
Ia berharap semakin banyak lembaga atau organisasi yang peduli terhadap kebersihan sehingga lingkungan menjadi lebih indah dan sehat. (OL-2)
Motivasi diberikan kepada para peserta MPLS di sela-sela kunjungannya ke Flores Timur selama dua hari
Benda itu meliputi 40 kilogram artefak hasil ekskavasi yang terbagi menjadi 15 kategori, termasuk perhiasan, alat bantu, keramik, gerabah, serta sisa kerangka dari 3 individu leluhur
Warga yang direlokasi berasal 2.209 keluarga. Mereka akan menempati lahan seluas 130 hektare.
KOMUNITAS Bidara di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, melakukan kegiatan sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi para pemuda, pelajar, nelayan, petani, mahasiswa.
Indonesia Eximbank (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/LPEI) meluncurkan program Desa Devisa Tenun NTT untuk memberdayakan para penenun tradisional di wilayah NTT.
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan proyek ini akan berlalan selama enam tahun dengan menargetkan sekitar 45.000 rumah tangga petani.
Pantai Ungkea, yang merupakan salah satu kawasan wisata dan habitat alami di Morowali Utara, menjadi fokus utama pembersihan dari sampah plastik dan berbagai jenis sampah lainnya.
Penggunaan komposter memungkinkan masyarakat mengolah sampah organik menjadi kompos, mengurangi emisi metana, dan memperbaiki kualitas tanah secara lokal.
LEMBAGA Pemantau Penyimpangan Aparatur Daerah (LP2AD) menilai Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan bisa menjadi sebagai standar nasional dalam pengelolaan sampah perkotaan.
Pembersihan sampah kiriman ini tidak hanya dilakukan di Pulau Lancang, tetapi juga di pulau-pulau lainnya setiap harinya.
Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, menggelar pelatihan pengelolaan sampah
Pulau sampah yang sebelumnya menggunung di sebuah behas tambak di kampung itu sudah tidak terlihat lagi dan hanya menyisakan beberapa sisa sampah berserakan .
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved