Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Hujan Perburuk Banjir Pandeglang

(Fer/X-6)
02/1/2019 09:15
Hujan Perburuk Banjir Pandeglang
(MI/FERDIAN ANANDA )

HUJAN deras kembali ­mengguyur wilayah Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten. Padahal, banjir yang merendam ribuan rumah di wilayah itu belum sepenuhnya surut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pande­glang Asep Rahmat ­mengatakan banjir terparah menerjang sejumlah desa di Kecamatan Labuan. Pasalnya ketinggian banjir mencapai 2-4 meter di beberapa titik tertentu.

“Berdasarkan laporan, banjir ada yang setinggi lebih dari 2 meter,” kata Asep di Posko Terpadu Penanggulangan Bencana Tsunami di Labuan, Pandeglang, kemarin.

Meski demikian, Asep menyebutkan banjir yang melanda 15 kampung pada enam desa di Kecamatan Labuan telah berangsur-angsur surut. “Sudah surut ya, karena banjir itu diakibatkan intensitas curah hujan.”

Asep tidak memungkiri kawasan itu sering dilanda ­banjir. Bahkan, katanya, sebagian warga sigap untuk mengungsi ke  rumah-rumah kerabat mereka.

“Rata-rata mereka mengungsi di rumah saudara. Ada juga yang di masjid,” terangnya.

Ketinggian banjir yang mencapai langit-langit rumah warga itu, diakui Asep, sebagai banjir terparah selama 2018.

Dalam pantauan Media Indone­sia, kemarin, hujan deras mengguyur kawasan Labuan sekitar pukul 16.00 WIB. Bebera­pa warga yang bertahan di rumah kini memilih untuk mengungsi.
Sebelumnya, sedikitnya 1.000 warga di Kompleks Perumahan Ciputen Agung di

Desa Teluk dan Kampung Kadugareng, Desa Sukaramai, Kecamatan Labuan, Pandeglang, mengungsi ke sejumlah tempat. Ketinggian banjir mencapai 4 meter dan merendam hampir seluruh perumahan.

Warga setempat, Haris, ­mengatakan banjir yang melanda kawasan itu diawali intensitas hujan yang tinggi dan meluapnya Sungai Ciputen yang letaknya berdekatan dengan perumahan tersebut.

“Hujan sebentar sudah banjir. Baru hujan sejam lebih, air sudah tinggi,” kata Haris.

Dia mengungkapkan pasang air laut juga menambah volum­e banjir sehingga sejumlah warga tidak sempat menyelamatkan harta benda mereka. Warga yang meninggalkan rumah akibat takut terjadi tsunami kini mengalami harta benda mereka terendam banjir.

“Ada tetangga saya yang mengungsi takut tsunami, belum pulang. Pastinya barang dan perabotan rusak teredam air,” sebutnya.

Dia meminta pemerintah setempat segera melakukan normalisasi sungai dan mener-tibkan rumah-rumah di bantaran. Ratusan bangunan, imbuh Haris, dipastikan tidak memiliki izin mendirikan bangunan.

“Itu perlu ditertibkan karena terlalu dekat sungai, mungkin jaraknya ada sekitar 1 meter.”

BPBD setempat melaporkan banjir telah melanda sembilan kecamatan di Kabupaten Pandeglang. Ribuan warga pun kembali dievakuasi ke posko pengungsian.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya