Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Depok, Jawa Barat, menghentikan pemberian bantuan sosial (bansos) santunan kematian bagi ahli waris yang sebesar Rp2 juta.
Penghapusan santunan itu tertuang dalam surat nomor 460/3499/LIMJASOSCANA/2025 tanggal 26 Juni 2025, yang diteken Kepala Dinas Sosial Depok Devi Maryori. Surat yang berlaku 1 Juli 2025 ditujukan kepada seluruh lurah dan camat di wilayah Depok.
Menurut Devi Maryori, bantuan santunan kematian dihentikan lantaran dianggap tidak lagi relevan untuk mendukung upaya pengentasan kemiskinan di Depok.
"Kita meminta lurah dan camat untuk segera menyosialisasikan informasi itu kepada masyarakat di wilayah masing-masing," kata Devi, Selasa (1/7).
Santunan kematian bagi ahli waris sudah berlangsung selama 19 tahun, sejak era Wali Kota Nurmahmudi Ismail. Kala itu, santunan kematian bagi warga diberikan sebesar Rp2 juta. Namun, ketentuan itu tidak berlaku jika penyebab meninggal karena terlibat aksi kriminal, terkena HIV/AIDS, dan bunuh diri.
Sementara itu, Tumpak, salah satu warga Depok, mengaku kecewa dengan keputusan pemerintah daerah yang menghentikan pemberian santunan bagi ahli waris.
"Mestinya masyarakat dibuat tenteram agar makin kuat imun tubuhnya, agar sehat tak terkena penyakit. Jangan malah dibuat resah," ucap dia. (KG/P-2)
Pemerintah jangan buru-buru menuding banyak penerima bantuan sosial (bansos) bermain judi online (judol) sehingga perlu ditelusuri lebih dalam.
Ia mencontohkan ada PNS yang menabung dari sisa gaji bulanan untuk masa depannya, khususnya persiapan pensiun.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Bank Jakarta kembali mendistribusikan bantuan sosial Pemenuhan Kebutuhan Dasar kepada total 56.351 orang penerima baru.
PPATK menemukan bahwa sebagian penerima bansos tercatat sebagai pegawai BUMN hingga eksekutif manajerial.
Bansos seharusnya menjadi pilihan terakhir pemerintah untuk membantu masyarakat. Bansos akan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat di masa kritis.
Kemensos menelusuri temuan penerima bansos yang terindikasi tidak wajar. Dalam data tersebut, sejumlah nama tercatat sebagai pegawai BUMN, dokter, hingga manajer perusahaan.
Diplomat muda itu ditemukan meninggal oleh penjaga indekos pada 8 Juli lalu di kamar indekosnya di Jakarta dengan kondisi kepala terlilit lakban.
Hingga kini penyebab kematian diplomat Kemenlu itu belum diketahui, apakah bunuh diri atau korban pembunuhan.
Studi terbaru memperingatkan AMR dapat memicu jutaan kematian dan kerugian ekonomi global hingga Rp32.000 triliun per tahun pada 2050.
Kelompok usia 30-39 tahun tercatat sebagai yang paling banyak terdampak dengan 12.403 kasus baru.
Gutomo Edi Saputra bertanggungjawab atas kematian Anggi Anggara dalam sebuah pertengkaran di Pasar Angso Duo, Kota Jambi. Ia mengabisi lawannya dengan sebilah pisau pemotong pempek
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved