Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta menduga kenaikan gas elpiji kemasan 3 kilogram (kg) yang terjadi akhir-akhir ini diakibatkan adanya aksi borong (panic buying) yang membuatnya tabung gas subsidi ini menjadi langka di pasaran.
“Kemarin terjadi panic buying dari para pengecer warung-warung, dikarenakan adanya peraturan terbaru dari Ditjen Migas tentang penyesuaian ketentuan pendistribusian elpiji kemasan 3 kg di sub penyalur atau pangkalan,” jelas Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Disnakertransgi) Hari Nugroho di Jakarta, Senin (3/2).
Hari menjelaskan, panic buying terjadi karena peraturan larangan warung dan pengecer menjual gas melon. Pangkalan elpiji 3 kg hanya menyalurkan kepada pengguna langsung yaitu rumah tangga, usaha mikro, petani, nelayan, dan sasaran.
“Terakhir faktor HET (Harga Eceran Tertinggi) juga berpengaruh. Kita menetapkan HET sejak 2015 sesuai dengan Pergub 4 tahun 2015, HET Rp16.000 waktu itu. Kalau kita bicara daerah penyangga atau perbatasan dari Jakarta seperti Tangerang, Banten, Bogor, Depok, Bekasi, itu telah mengalami kenaikan HET per 2019. Kita sejak tahun 2015 belum naik, sehingga kuota kita berpotensi tergerus. Kuota kita bisa dimanfaatkan daerah penyangga,” jelas Hari.
Oleh sebab itu, kata Hari, pihaknya sedang mengupayakan penanganan kelangkaan. Salah satunya dengan meminta para agen atau pangkalan memonitor ketersediaan stok di pangkalan dengan foto laporan kondisi pagi dan sore.
Kemudian, agen diminta untuk segera menyuplai ke wilayah-wilayah yang stok di pangkalannya sudah kosong atau akan habis.
“Tentunya ke depan kita akan membahas HET tadi, untuk dinaikkan sesuai dengan daerah penyangga,” kata Hari.
Sebelumnya, Hari juga telah membenarkan bahwa memang terjadi kelangkaan gas elpiji 3 kg di berbagai lokasi. Sebab, pemerintah mengurangi kuota gas elpiji bersubsidi pada 2025.
Hari menjelaskan sejak awal kuota elpiji subsidi untuk Jakarta di 2025 sebesar 407.555 MT. Sementara realisasi penyaluran di 2024 sebesar 414.134 MT.
Kemudian, kelangkaan ini juga terjadi karena adanya tanggal merah namun tidak diizinkan melakukan penambahan kuota yang ada. Sehingga untuk penyaluran tanggal merah di 27 Januari dan 29 Januari mengambil 50 persen dari alokasi minggu sebelumnya. (Ant/I-2)
Kementerian ESDM meninjau dan mengevaluasi kondisi lapangan terkait tata kelola minyak mentah, serta memastikan kualitas dan kuantitas Bahan Bakar Minyak terjaga hingga ke tangan konsumen
Untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi energi khususnya gas elpiji 3 kg, Pertamina Patra Niaga menyiapkan tambahan pasokan sebesar 7,38 juta tabung.
Sepanjang awal Juni 2025, program ini menyasar sejumlah daerah di Sulawesi Tengah, dengan fokus utama mengedukasi masyarakat terkait penggunaan LPG yang aman dan benar di tingkat rumah tangga.
Untuk BBM, tersedia cadangan dengan ketahanan 8-13 hari, sedangkan LPG memiliki ketahanan hingga 5 hari.
PTK terus mendukung kebutuhan layanan marine services dalam memperkuat pasokan energi nasional, terutama selama bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri.
Kebijakan sub-pangkalan ini merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah untuk menghadirkan gas elpiji 3 kg bersubsidi sesuai harga eceran tertinggi (HET) kepada masyarakat.
Keunggulan melon itu terletak pada produktivitas tinggi, ketahanan terhadap penyakit, dan kualitas buah premium yang sesuai dengan permintaan pasar modern.
MUSIM tanam melon tahun ini di sejumlah wilayah sentra produksi Jawa Timur menunjukkan tantangan yang signifikan.
Beberapa jenis melon yang populer termasuk melon hijau (honeydew), melon oranye (cantaloupe), dan melon kuning. Selain rasanya yang enak, melon juga dikenal memiliki banyak manfaat
PETANI melon di kawasan Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, merasa gembira dan bersyukur atas keberhasilan menanam melon.
Salah satu buah tersebut adalah melon. Buah ini memiliki banyak kandungan nutrisinya untuk tubuh. Pastinya dengan kandungan tersebut tubuh pun akan sehat dan kuat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved