Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
TIGA anggota TNI dari satuan Denma Brigif 17/SBB berhasil menangkap dan mengamankan seorang pencopet dari amukan massa di sekitar lampu merah Keong, Jalan Raya Bogor, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (23/1).
Peristiwa ini bermula pada Kamis pagi sekitar pukul 10.00 WIB, saat Serda Idris melihat keramaian di sekitar lampu merah Keong. Ia menyaksikan seorang pria yang dikejar oleh sekelompok orang sambil diteriaki "maling" dan "copet".
Tanpa ragu, Serda Idris segera melompat, memarkir motornya, dan merangkul pencopet yang tengah dikejar tersebut. Namun, pelaku melakukan perlawanan dan berhasil melepaskan diri dari rangkulan Serda Idris.
Pada saat yang bersamaan, dua anggota Brigif 17/SBB lainnya, yakni Serda Pudirman Zebua dan Prada Muh Ikhlas, sedang melintas di lokasi kejadian. Keduanya kemudian mencoba menenangkan massa yang hendak memukul pencopet tersebut.
Tidak lama setelah itu, pencopet lainnya yang juga dikejar massa mendekati Serda Zebua, dengan alasan meminta perlindungan dari amukan warga.
Melihat situasi tersebut, Serda Zebua langsung mengamankan pelaku. Ketiga anggota TNI tersebut kemudian membawa kedua pelaku ke Polsek Pasar Rebo untuk diamankan dari amukan massa yang semakin tidak kondusif.
"Mereka (3 anggota TNI) ini cepat sekali gerakannya, langsung segera turun tangan menangkap pencopet dan mengamankan dari amukan massa," ujar Agung, warga setempat, Kamis (23/1).
Pendapat serupa disampaikan oleh Budiyati, warga yang berada di sekitar lokasi saat kejadian berlangsung.
“Saya mengapresiasi para prajurit ini. Disaat yang tepat, mereka mampu bertindak dengan baik serta yang paling penting, mereka tidak hanya menangkap para pelakunya, namun juga mampu mengamankan dari amukan massa", tandasnya.
Budiyati juga bersyukur atas kehadiran anggota TNI tersebut, karena jika tidak, bisa saja terjadi tindakan main hakim sendiri dari warga yang emosi.
"Alhamdulillah, untungnya ada bapak-bapak tentara yang hadir di lokasi kejadian, kalo enggak warga yang emosi bisa main hakim sendiri, jadi terhindar dari tindakan yang merugikan. Ini sangat membantu mencegah situasi semakin kacau," tuturnya.
"Tindakan prajurit TNI ini tidak hanya berhasil meredam emosi massa, tetapi juga menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk menjunjung tinggi hukum dan ketertiban agar tidak main hakim sendiri", pungkasnya. (P-5)
Pemerintah saat ini sedang menunjukkan komitmen besar untuk mendorong kemandirian industri pertahanan
Komnas HAM mencatat bahwa institusi Polri menjadi institusi yang paling banyak diadukan dalam dugaan praktik penyiksaan sepanjang periode 2020 hingga 2024.
Pesawat Saudia Airlines yang mendarat darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, pada Sabtu (21/6) pagi ini, dinyatakan aman setelah mendapatkan ancaman bom.
LULUSAN Akademi Militer tahun 1998 dari korps Kopassus, Kolonel Inf Kurniawan meraih predikat Distinguished Graduate di program CISA National Defense University, Amerika Serikat (AS).
Mayjen TNI Kristomei Sianturi juga menambahkan bahwa TNI akan mengedepankan sinergi dengan kepolisian, kejaksaan, serta instansi terkait lainnya,
TNI merespons cepat informasi pengalihan pendaratan darurat pesawat Saudi Airlines SV5276 rute Jeddah–Jakarta ke Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) bukanlah aparat bayaran. Keduanya adalah abdi negara dan abdi rakyat.
Keterlibatan TNI dalam pengamanan kejaksaan hanya dapat dilakukan dalam situasi tertentu. Bukan sebagai pengamanan yang bersifat rutin atau melekat setiap hari.
Prabowo mengatakan, suksesnya reformasi bisa berjalan dengan baik karena peran tokoh-tokoh TNI dan Polri. Merek rela keluar dari politik praktis.
KEPALA Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Brigjen Kristomei Sianturi menyatakan komandan satuan (dansat) harus meningkatkan pengawasan terhadap prajurit
Khairul Fahmi berpendapat bisnis ilegal yang dilindungi oleh aparat, baik kepolisian maupun TNI, sudah seharusnya diputus.Â
Aktivitas ilegal yang berujung tindak kriminal oleh personel TNI/Polri disebabkan oleh adanya sistem kontrol pengawasan yang tidak berjalan dengan benar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved