Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Dubes Rwanda ke Bojongsari Depok Beri Tausiah Acara ‘Aisyiyah 

Media Indonesia
14/10/2024 14:00
Dubes Rwanda ke Bojongsari Depok Beri Tausiah Acara ‘Aisyiyah 
Yang Mulia Sheikh Harelimana Abdul Karim, Duta Besar Rwanda untuk Indonesia, dalam pidato kuncinya saat pengukuhan Pimpinan Cabang 'Aisyiyah Bojongsari (PCA), Depok, pada Minggu 13 Oktober 2024.(Dok Aisyiyah)

PEREMPUAN memiliki peran penting menghadapi tantangan global. Pesan ini disampaikan Yang Mulia Sheikh Harelimana Abdul Karim, Duta Besar (Dubes) Rwanda untuk Indonesia, dalam pidato kuncinya saat pengukuhan Pimpinan Cabang 'Aisyiyah Bojongsari (PCA), Depok, pada Minggu 13 Oktober 2024 bertempat di Masjid At-Tanwir Curug, Bojongsari. YM Harelimana menyambut baik program unggulan PCA Bojongsari untuk meningkatkan kepemimpinan perempuan akar rumput sampai tingkat internasional. Ia menyatakan program PCA tersebut sejalan dengan komitmen Pemerintahan Rwanda. 

Rwanda, negara yang berhasil membangun budaya damai pascakonflik dan genosida suku Hutu terhadap etnis Tutsi pada 1994, juga berhasil mendorong kepemimpinan perempuan, seperti keberadaan Kementerian Gender dan Keluarga serta undang-undang yang secara khusus melindungi perempuan dari bias gender ataupun bentuk kekerasan lainnya. Perempuan di Rwanda kini berperan lebih aktif dalam pendidikan, politik, dan pemerintahan. Anggota parlemen perempuan di Rwanda mencapai lebih dari kuota 30% serta kabinet menteri perempuan Rwanda juga signifikan. Selain itu, YM Harelimana menyampaikan keberhasilan Rwanda menjadi negara terbersih di benua Afrika serta mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat dan memiliki jumlah penduduk muda yang tinggi sebagai faktor penting dalam pembangunan nasional.

Program unggulan PCA Bojongsari lain yakni mendorong perempuan sebagai agen perdamaian, pemilahan sampah dan upaya daur ulang sampah yang dimulai dari rumah tangga, dan memastikan pencapaian terbaik pendidikan dan kesehatan bagi perempuan dan anak-anak termasuk terbebas dari segala bentuk kekerasan seksual ataupun bias gender. Demikian disampaikan Yulianti Muthmainnah, Ketua PCA Bojongsari yang juga dosen di Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta, dalam pidato iftitah pascapelantikan di hari yang sama.

Baca juga : Haedar Nashir Kembali Masuk dalam 500 Muslim Berpengaruh Dunia 2025

Yuli dan jajaran PCA Bojongsari bersuka cita atas kehadiran Duta Besar Rwanda bersama istrinya, di Bojongsari Depok. "Kehadiran YM Harelimana, Duta Besar Rwanda, menjadi dukungan besar bagi PCA Bojongsari yang baru saja dibentuk keberadaannya. Bagi warga Bojongsari, ini kali pertama ada duta besar negara sahabat berkenan hadir, sekaligus juga pertama kali dalam sejarah pengukuhan PCA se-Indonesia dihadiri duta besar, sehingga tausiyah yang disampaikan YM Harelimana sangat sesuai dengan cita-cita dan program PCA ke depan yang menginginkan kiprah dan sumbangsih perempuan akar rumput untuk kemaslahatan dunia, di tengah situasi perang, genosida dan penjajahan rakyat Palestina ataupun pembantaian rakyat Lebanon yang tiada henti dilakukan Israel," ujarnya.

Yuli juga mengajak seluruh anggota 'Aisyiyah berorganisasi dengan riang gembira dengan mengikutsertakan keluarga termasuk suami dan anak-anak sebagaimana yang dicontohkan para nabi pentingnya mengikutsertakan keluarga dalam dahwah dan syiar. 

Pada sesi tanya jawab yang dipandu Maila Dinia Husni Rahiem (profesor UIN Jakarta sekaligus pengurus PCA Bojongsari), peserta memberikan pertanyaan yakni pelajar dari Pesantren Ki Bagus Hadikusuma Jampang mempertanyakan penerapan toleransi di Rwanda. Peserta lain, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempertanyakan kiat penting Rwanda mengikis bias gender yang memposisi perempuan hanya di wilayah domestik, kehidupan muslim di Rwanda dari anggota 'Aisyiyah. Ada pula pertanyaan masa depan hubungan bilateral Indonesia dan Rwanda serta kemungkinan pembukaan cabang istimewa 'Aisyiyah atau Muhammadiyah di Rwanda dari simpatisan Muhammadiyah.

Baca juga : Din Syamsuddin dan Syaikh Al-Azhar di Kairo Angkat Persaudaraan Kemanusiaan

YM Harelimana menanggapi dengan memberikan penjelasan bahwa Rwanda merupakan negara sekuler yang menghormati semua keyakinan agama tanpa campur tangan negara dalam urusan keagamaan. Hal ini berbeda dengan negara-negara Afrika Timur lain seperti Uganda dan Kenya. Islam ialah agama minoritas di Rwanda dengan jumlah penduduk muslim hanya sekitar satu persen ketika konflik terjadi. Akan tetapi, sikap muslim Rwanda yang mengecam keras genosida dan memilih islah (perdamaian) menjadi kunci peningkatan populasi muslim yang signifikan, kini mencapai 15% dari total populasi Rwanda. 

Lebih lanjut YM Harelimana mengatakan bahwa bias gender ada di semua negara dan budaya. Maka, harus ada program khusus dan tindakan nyata untuk menghapuskannya. Perempuan Rwanda menduduki posisi terhormat. Mereka menjadi tempat bertanya dan memberikan solusi. Ini dicontohkan Presiden Rwanda yang menjadikan ibunya sebagai penasihat presiden. Pemerintah Rwanda terbuka untuk bekerja sama termasuk dengan 'Aisyiyah dan Muhammadiyah.

Pelantikan dan pengkajian PCA Bojongsari juga dihadiri Anggota DPRD Depok dari Fraksi PKS (Khairullah Ahyari), Camat Bojongsari (Rijal Farhan), Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri MUI Pusat (Prof. Sudarnoto Abdul Hakim), Ketua Pimpinan Daerah 'Aisyiyah Depok (Nurhayati), Ketua Cabang Muhammadiyah Bojongsari (Zamahsari), para ketua ranting dan anggota 'Aisyiyah dan Muhammadiyah se-Depok, perwakilan UN Women, serta para tamu undangan lain. Acara diakhiri dengan shalat zuhur berjemaah dan makan siang bersama YM Harelimana dan istri. (RO/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya