Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Cerita Korban Bullying di Binus Simprug: Pelaku Anak Ketum Parpol

Fachri Audhia Hafiez
17/9/2024 14:29
Cerita Korban Bullying di Binus Simprug: Pelaku Anak Ketum Parpol
Audiensi korban terduga bullying ke Komisi III DPR.(Medcom/Fachri)

KORBAN terduga perundungan atau bullying terhadap siswa SMA Binus School Simprug RE (16) mengaku salah satu pelaku yang merundungnya memiliki ayah yang berporfesi sebagai ketua umum (ketum) partai politik (parpol). Hal ini disampaikannya saat audiensi dengan Komisi III DPR.

"Mereka mengatakan kepada saya, 'lu jangan macam-macam sama kita. Lu mau nyaman sekolah di sini, lu mau bisa kita tidak bully di sini. Lu harus bisa ngelayanin kita semua. Lu tahu enggak bapak kita siapa? Dia bapaknya ketua partai. Bapak dia DPR. Bapak dia MK'," kata RE di Ruang Rapat Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/9).

RE tak menjelaskan sosok ketua partai itu. Namun, terdapat ucapan dari terduga pelaku lain dan RE merasa terancam.

Baca juga : DPR: Ratusan Laporan Bullying PPDS Tidak Bisa Dianggap Remeh, Beri Efek Jera pada Pelaku

"Lalu, sahabat dari ketua geng ini mengakui, 'lu jangan macem-macem. Bapak gue ketua partai sekarang.' Bapak yang berinisial A. Anak yang berinisial M mengaku dan mengatakan itu kepada saya," ujar RE.

RE mengatakan mendapat ancaman dari kelompok atau geng yang melakukan bullying. Bahkan, dia diancam dijadikan tumbal.

"Ketua geng dan anggota geng itu selalu mendatangi saya secara beramai-ramai. Mereka selalu mengancam saya. Mulai dari saya pertama diancam untuk menjadi tumbal," jelas dia.

Baca juga : DPR RI Desak Kemendikbud-Ristek Cari Solusi Guna Cegah Perundungan di Lingkungan Pendidikan

Wakil Ketua Komisi III DPR Habiburokhman yang memimpin rapat, bertanya nama geng yang kerap merundung RE. Namun, RE mengaku tak tahu nama geng tersebut.

"Saya tidak tahu nama geng apa itu karena saya murid baru di sana dan saya itu tidak punya siapa-siapa di sana," kata RE.

RE juga mengaku mendapat tindakan pelecehan. Kemaluannya dipegang di hadapan siswa lain.

Baca juga : Terus Berulang, Kasus Perundungan di Sekolah Bagai Fenomena Puncak Gunung Es

"Saya dari awal, kemaluan saya dipegang-pegang di depan perempuan, di depan laki-laki. Kemaluan saya dipegang, pantat saya dipegang, di depan kelas, di muka umum," ujar RE.

Dia yakin pelecehan itu terekam kamera pengintai atau cctv. Tindakan tak dibenarkan itu terjadi pada November 2023.

"Bahkan banyak CCTV di sana, saya yakin itu pasti banyak CCTV di sana. Di bulan November tanggal hari pertama saya sekolah, di hari berikutnya diperlakukan seperti itu," jelas RE.

Baca juga : Pola Asuh Orang Tua kepada Anak Dinilai Penting Cegah Perundungan

Sebelumnya, SMA Binus School Simprug Jakarta membantah laporan perundungan dan pelecehan seksual. Bantahan ini disampaikan usai seorang siswa melaporkan empat temannya atas tindakan perundungan dan pelecehan seksual ke Polres Jakarta Selatan.

Dalam laporannya itu disebutkan perundungan terjadi di sekolah pada 30 dan 31 Januari 2024. Korban melaporkan empat terduga pelaku berinisial K, L, C, dan K.

Berdasarkan CCTV yang ada, di sana kami lihat itu tidak ada pengoroyokan, tidak ada bullying, tidak ada pelecehan seksual, kecuali peristiwa itu tidak terlihat dan tidak diketahui oleh sekolah dan itu hanya bisa dijelaskan oleh para pihak siswa," kata Kuasa Hukum SMA Binus School Simprug, Otto Hasibuan, baru-baru ini. (P-5)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya