Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Dipengaruhi Idul Fitri 2024, Jakarta Alami Deflasi

Putri Anisa Yuliani
03/6/2024 22:40
Dipengaruhi Idul Fitri 2024, Jakarta Alami Deflasi
Karyawan Media Group melakukan penukaran uang pecahan rupiah baru di Kompleks Media Group (3/4/2024).(MI/Vicky Gustiawan)

BERDASARKAN data Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta mengalami deflasi sebesar 0,10% (mtm) pada Mei 2024 yang dipengaruhi Hari Raya Idul Fitri 2024.

Angka ini membaik dibanding bulan sebelumnya yang mencatat inflasi sebesar 0,26% (mtm). 

Deflasi terutama bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok transportasi. Di sisi lain, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran menjadi penyumbang inflasi pada Mei 2024. 

Baca juga : Oktober Alami Inflasi bukan Tanda Pulihnya Daya Beli

Kepala Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta Arlyana Abubakar mengatakan, secara tahunan, Jakarta mengalami inflasi sebesar 2,08% (yoy), masih terkendali dalam sasaran 2,5±1%, dan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (2,11%, yoy). 

"Inflasi tersebut juga lebih rendah dari inflasi nasional (2,84%, yoy)," ucapnya dalam keterangan resmi, Senin (3/5).

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi sebesar 1,02% (mtm), lebih besar dibandingkan deflasi di bulan sebelumnya sebesar 0,15% (mtm). 

Baca juga : Penguatan Daya Beli Hindari Jebakan Deflasi

Deflasi pada kelompok makanan terutama disebabkan oleh menurunnya harga pada komoditas beras, daging ayam ras, udang basah, dan pepaya. 

"Deflasi pada komoditas beras sejalan dengan berlangsungnya panen raya di beberapa wilayah sentra sehingga mendorong peningkatan pasokan," ungkapnya.

Adapun penurunan harga daging ayam ras juga didukung oleh jumlah pasokan yang relatif terjaga disertai dengan harga pakan yang mulai mengalami penurunan seiring dengan berlangsungnya masa panen jagung di beberapa daerah penghasil. 

Baca juga : Naik, Inflasi Juni 2020 Capai 0,18%

Meskipun kelompok makanan mengalami deflasi, namun masih terdapat beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga, yaitu bawang putih, telur ayam ras, dan gula pasir. Selanjutnya, kelompok transportasi pada Mei 2024 juga mengalami deflasi sebesar 0,25% (mtm), sementara di bulan lalu mencatat inflasi 0,77% (mtm). 

Deflasi pada kelompok transportasi terutama disebabkan oleh menurunnya tarif angkutan antarkota seiring dengan berlalunya momen libur dan mudik HBKN Idul Fitri.

Di sisi lain, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi sebesar 1,09% (mtm), yang didorong oleh meningkatnya harga pada komoditas emas perhiasan sejalan dengan meningkatnya harga emas global. 

Baca juga : Ramadan, Tingkat Inflasi di Jakarta Terkendali

Adapun kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran pada Mei 2024 juga mencatat inflasi 0,44% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya (0,41%; mtm), yang terutama didorong oleh meningkatnya inflasi pada komoditas kue kering berminyak.

Arlyana menyebut, realisasi inflasi DKI Jakarta yang masih terkendali tidak terlepas dari sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta yang semakin kuat. Selama Mei 2024, TPID Provinsi DKI Jakarta telah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka pengendalian inflasi, antara lain Gerakan Pangan Murah (GPM), Operasi Pasar Murah, dan Program Sembako Murah, dengan tambahan komoditas bawang merah dalam rangka stabilisasi harga. 

Kemudian, ada pula sosialisasi prosedur pemasukan hewan kurban untuk pengendalian pasokan jelang HBKN Idul Adha. Penjajakan kerja sama antar daerah (KAD) di beberapa daerah juga diupayakan dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan rapat koordinasi TPID mingguan dalam rangka pemantauan stok dan harga.

Ke depan, sinergi TPID DKI Jakarta akan terus diperkuat untuk memastikan strategi 4K (ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi Efektif) dapat berjalan baik dan efektif, utamanya melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). 

"Dengan berbagai upaya sinergi dan kolaborasi tersebut, inflasi Jakarta diharapkan dapat tetap terkendali dalam sasarannya, yaitu 2,5±1% pada tahun 2024," imbuhnya. (Put)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya