Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BADAN Pusat Statistik (BPS) merilis hasil survei yang dilakukan di 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2020.
Hasilnya terjadi inflasi sebesar 0,18%, naik dari bulan sebelumnya (mtm) yang hanya 0,07%.
Namun bila dilihat secara tahunan (yoy) inflasi pada Juni 2020 masih lebih rendah yakni 1,96% dibanding Juni 2019 yang mencapai 3,28%.
"Di tahun sebelumnya, saat Ramadan dan lebaran akan jadi puncak inflasi dan turun setelahnya. Tapi tidak terjadi saat ini karena covid ini. Inflasi pada tahun ini lumayan flat, dan satu bulan sesudah lebaran naik sedikit 0,18%. Secara tahunan 1,96%," ujar Kepala BPS Suhariyanto saat menyampaikan rilis secara virtual, Rabu (1/7).
Ia menambahkan, inflasi sebesar 0,18% pada Juni 2020 disebabkan karena terjadi kenaikan harga daging ayam ras, telur ayam ras di kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau yang masing-masing memberikan andil pada tingkat inflasi sebesar 0,14% dan 0,04%.
Adapun harga komoditas yang memberikan andil pada tingkat deflasi, kata Suhariyanto, yakni turunnya harga bawang putih, cabai merah, minyak goreng dan gula pasir. Bawang putih misalnya, memberikan andil sebesar 0,04% pada deflasi.
Baca juga: Rupiah Menguat 20 Poin terhadap Dolar AS
Pada kelompok pengeluaran transportasi, kenaikan tarif angkutan udara masih menjadi penyumbang terbesar tingkat inflasi. Tercatat, pada Juni 2020 tarif angkutan udara mengalami inflasi 0,41%.
"Dari pengumpulan data di 90 kota, terlihat ada kenaikan tarif angkutan udara yang memberi andil 0,02% kemudian kenaikan tarif angkutan antarakota dan tarif kendaraan roda dua online yang andilnya 0,01%. Jadi kenaikan angkutan udara ini terjadi di 24 kota IHK misalnya saja tertinggi di Ternate ada kenaikan angkutan udara 20%," jelas Suhariyanto.
Jika dilihat dari komponennya, kelompok harga bergejolak (volatile price) menjadi penyumbang terbesar pada tingkat inflasi di Juni 2020. Tercatat terjadi inflasi sebesar 0,77% dan memberikan andil pada tingkat inflasi sebesar 0,13%.
Kemudian pada kelompok harga yang diatur pemerintah, imbuh Suhariyanto, tingkat inflasinya mencapai 0,22% dan memberi andil pada tingkat inflasi Juni 2020 sebesar 0,04%.
"Jadi pada Juni 2020 terjadi inflasi 0,18%, kalendernya 1,09% dan kalau dilihat tahunan 1,96%. Penyebab utama pada Juni ini adalah kenaikan garga daging ayam ras dan telur ayam ras. Sementara penghambatnya adalah bawang putih dan cabai merah. Dari komponen, ini terjadi karena didorong dari harga bergejolak," pungkas Suhariyanto. (A-2)
Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) melalui survei angkatan kerja nasional (Sakernas), jumlah angkatan kerja mencapai 142 juta per Februari 2024.
Pojok Statistik Unpar merupakan implementasi dari kerja sama yang sudah dijalin Unpar bersama BPS Jabar
Tahun 2020 menjadi masa yang berat bagi perekonomian Indonesia secara menyeluruh, seiring memburuknya ekonomi global akibat pandemi covid-19.
Peningkatan angka harapan hidup, harapan sekolah, dan lama sekolah membutuhkan upaya yang konsisten, persisten, sinergi, dan kolaborasi seluruh elemen bangsa
PEKAN lalu, secara tidak sengaja mendengar percakapan ibu saya dengan adiknya terkait harga jual padi yang mengalami peningkatan.
MEMASUKI usia ke-79 setelah merdeka, ada banyak tantangan yang harus dihadapi bangsa Indonesia.
BERDASARKAN data Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta mengalami deflasi sebesar 0,10% (mtm) pada Mei 2024 yang dipengaruhi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 2024.
BERDASARKAN rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta mengalami deflasi sebesar -0,10% (mtm) pada September 2024, setelah pada bulan sebelumnya mencatat inflasi sebesar 0,04% (mtm).
BERDASARKAN rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta pada Januari 2025 mencatatkan deflasi sebesar -1,50% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 0,37% (mtm).
BERDASARKAN rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta pada Februari 2025 mencatatkan deflasi sebesar -0,29% (mtm), tidak sedalam bulan sebelumnya sebesar -1,50% (mtm).
BERDASARKAN rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta pada Maret 2025 mengalami inflasi sebesar 2,00% (mtm), setelah bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar -0,29% (mtm).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved