Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Oktober Alami Inflasi bukan Tanda Pulihnya Daya Beli

M Ilham Ramadhan Avisena
02/11/2020 13:24
Oktober Alami Inflasi bukan Tanda Pulihnya Daya Beli
.(ANTARA/M Agung Rajasa)

INFLASI sebesar 0,07% yang terjadi pada Oktober 2020 tidak serta merta menandakan pulihnya daya beli masyarakat. Soalnya, faktor dominan yang memengaruhi tingkat inflasi di bulan lalu ialah komponen harga-harga bergejolak (volatile price) sebesar 0,40% dan memberi andil pada tingkat inflasi sebesar 0,07%.

“Catatannya, inflasi yang terjadi di Oktober lalu terjadi karena dipicu oleh volatile price. Inflasi inti masih menunjukkan penurunan dibanding bulan lalu. Memang secara umum inflasi inti menunjukkan daya beli belum pulih,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, Senin (2/11).

Dalam rilis BPS tercatat pada Oktober 2020 terjadi inflasi pada komponen inti sebesar 0,04% dan memberikan andil pada tingkat inflasi sebesar 0,03%. Bila dilihat dari tahun kalender dari Januari hingga Oktober, inflasi pada komponen inti mencapai 1,50% dan bila dilihat secara tahunan (year on year/yoy) terjadi inflasi sebesar 1,74%.

Inflasi yang terjadi pada Oktober 2020 lebih rendah dibandingkan inflasi pada September yang sebesar 0,13% dan Agustus 0,29%. Inflasi inti yang merupakan indikator untuk melihat daya beli masyarakat itu cenderung menurun karena sebagian masyarakat menengah ke bawah mengalami penurunan pendapatan akibat pandemi covid-19.

“Inflasi inti menunjukkan kecenderungan penurunan, tapi behaviour masyarakat berbeda. Sekitar 40% menengah ke bawah yang terdampak covid-19 memang banyak yang dirumahkan dan mengalami penurunan upah, sehingga daya beli lapisan bawah menunjukkan penurunan. Tapi menengah ke atas sebetulnya mereka menahan (konsumsi),” jelasnya.

Komponen harga yang diatur pemerintah (administered price) mengalami deflasi sebesar 0,15% dan memberi andil pada tingkat inflasi -0,03%. Deflasi pada komponen ini terjadi karena penurunan tarif angkutan udara dan tarif listrik.

Diketahui, inflasi yang terjadi pada Oktober 2020 menyudahi tren deflasi selama 3 bulan berturut-turut. Juli 2020 tercatat mengalami deflasi 0,10%, Agustus 0,05%, dan September 0,05%. Dengan demikian, inflasi tahun kalender dari Januari sampai dengan Oktober 2020 sebesar 0,95% dan inflasi tahunan 1,44%. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya