Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BERAS premium di ritel pedagang pasar tradisional Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) kosong. Di Pasar Sukatani, Pasar Cisalak, Pasar Agung, Pasar Kemiri Muka, beras bermerk seperti Sania dan Premium kosong.
Berdasarkan pantauan Media Indonesia, Senin (4/3/2024), di ritel pedagang di empat pasar tradisional tersebut tak sebutir pun beras Sania dan Premium tersedia.
Baca juga : Emak-Emak di Depok Murka Gara-Gara Harga Beras Bikin Pusing
Kepala Pasar Sukatani, Tri Handoko, Kepala Pasar Cisalak Budi Haryanto, Kepala Pasar Agung Raden Hermawan, dan Kepala Pasar Kemiri Muka, Budi Setyanto kompak mengaku kiriman berasSania dan Premium sudah tidak datang.
"Sudah enggak ada (beras) itu," ucap pimpinan pasar itu.
Menurut pimpinan pasar itu, dari pusatnya belum ada yang mengantar beras. Mereka pun tak tahu kapan beras bisa datang lagi di pasar tradisional tersebut.
Baca juga : Dirut Bulog Janjikan Minggu Depan Stok Beras Kembali Normal
Untuk harga, mereka mencatat kenaikan tetap tinggi. Beras kualitas medium Rp15 ribu per kilogram, beras kualitas premium Rp17 ribu per kilogram, beras kualitas petruk Rp18 ribu per kilogram.
Melihat kekosongan beras, pimpinan pasar pun menduga harga beras bisa saja naik jika kelak datang kembali.
"Kemungkinan nanti naik sampai Lebaran," ucapnya.
Baca juga : Bulog Pantau Penjualan Beras SPHP di Pasar Gedhe Klaten
Di empat pasar tradisional Kota Depok itu saat ini hanya tersedia beras medium, ramos, dan beras stabilisasi pasokan harga pasar (SPHP). Namun, harganya sudah melonjak. Harga beras SPHP Bulog naik dari Rp10 ribu menjadi Rp10.900 per kilogram. Harga beras kualitas medium sudah melambung dari harga eceran tertinggi Rp10 ribu menjadi Rp15 ribu per kilogram, beras kualitas premium melambung tinggi dari Rp12 ribu Rp17 ribu per kilogram, beras kualitas petruk melambung tinggi dari Rp13 ribu menjadi Rp18 ribu per kilogram.
Arsih, 37, penjual bahan pokok di Pasar Agung tersebut mengaku tak tahu secara jelas kenapa harga beras bisa naik. Namun, ia menduga hal itu tak lepas dari pembagian bantuan sosial (bansos) pangan pemerintah. Alhasil, kenaikan harga ini membuat omzet Arsih berkurang 50 persen.
"Turun biasanya satu minggu satu mobil (habis), ini sudah dua minggu gak habis. Satu mobil isi 3 ton beras," tuturnya.
Baca juga : Stok Beras Cukup dan Harga Mulai Stabil, Bulog: Masyarakat Tak Perlu Khawatir
Setali tiga uang, di Pasar Kemiri Muka harga beras juga naik. Tercatat, harga beras medium naik dari Rp11 ribu menjadi Rp16 ribu per kilogram.
"Sementara, harga beras premium naik dari Rp13 ribu menjadi Rp17 per kilogram," ucap Arsih.
Pedagang sayuran di Pasar Cisalak, Tumi, mengatakan tak hanya harga beras yang mengalami kenaikan.
"Hari ini harga ayam broiler juga naik dari Rp42 ribu menjadi Rp45 ribu per kilogram," katanya.
Selain itu, harga bawang merah ikut juga menyumbang kenaikan kebutuhan pokok. " Kemarin, harga bawang merah masih di kisaran Rp35 ribu per kilogram tetapi kini harganya naik menjadi Rp45 ribu per kilogram, kami pedagang-pedagang mengeluh, " kata Tumi. (KG/Z-7)
Total kasus HIV/AIDS di Kota Depok lima bulan terakhir (Januari-Mei) 2025 sebanyak 171 kasus, menurun dibanding tahun lalu.
PEDAGANG beras di Kota Depok, Jawa Barat mengeluhkan isu beras oplosan yang saat ini tengah ramai beredar. Pasalnya isu tersebut berdampak signifikan terhadap aktivitas jual beli.
PENGENALAN dan pemahaman atas sejarah dan objek bersejarah serta aturannya selayaknya diketahui masyarakat Depok, terutama para pelajar dan guru sejarahnya sebagai stakeholders.
Dampaknya, akses jalan satu-satunya menuju wilayah Kelurahan Cilangkap dan sekitarnya ditutup sementara.
Lurah Sukamaju Baru Nurhadi mengatakan pihak Kelurahan bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas telah memanggil kedua pihak.
Tanah longsor di Sukamaju Baru dan Harjamukti timbul karena air hujan yang meresap ke dalam tanah sehingga memicu pergerakan tanah.
Pemerintah resmi mengubah klasifikasi penjualan beras dari sebelumnya berdasarkan kualitas (medium dan premium) menjadi dua kategori baru.
Total proyeksi produksi beras sampai Agustus dapat mencapai 24,96 juta ton, sementara total konsumsi beras Januari-Agustus membutuhkan 20,66 juta ton.
Inspeksi bersama KPPU Kanwil I Medan, Disperindag Sumut dan Bulog menemukan produsen beras premium berhenti beroperasi akibat ketiadaan bahan baku.
Hingga saat ini tidak ditemukan indikasi beras oplosan di wilayah Kabupaten Brebes, dan kondisi tersebut akan terus dijaga.
Petugas gabungan Satgas Pangan di sejumlah daerah di Jawa Tengah terlihat turun dan mendatangi pasar tradisional dan langsung melakukan pengecekan para pedagang dan distributor beras.
kenaikan harga gabah dan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium yang tidak berubah mendorong pihak-pihak tertentu untuk melakukan pengoplosan beras
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved