Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KOTA DKI Jakarta hari ini berulang tahun ke-496 tahun. Sejak awal berdiri, kota yang didiami suku Betawi ini telah menjadi pusat pertemuan berbagai etnis di Indonesia.
Antropolog Universitas Indonesia, Uka Tjandarasasmita, menyebut penduduk asli Jakarta telah berada sejak 3.500-3.000 tahun sebelum masehi.
"Awalnya, orang-orang yang tinggal di Jakarta tidak menganggap mereka suku Betawi. Mereka baru menyatakan diri sebagai suku Betawi setelah dibentuk perkumpulan," katanya seperti dilansir dari laman unkris.ac.id.
Baca juga : Macet masih Jadi Masalah Utama DKI Jakarta di Usia 496 Tahun
Saat zaman kolonial Belanda pada 1930, kategori orang Betawi yang sebelumnya tidak pernah ada justru muncul sebagai kategori baru dalam data sensus tahun tersebut.
Jumlah orang Betawi sebanyak 778.953 jiwa dan dijadikan mayoritas penduduk Batavia waktu itu.
Baca juga : Anjungan Pemprov DKI Sediakan Pelayanan Publik di Jakarta Fair 2023
Antropolog Universitas Indonesia yang lain, Parsudi Suparlan, mengatakan kesadaran sebagai orang Betawi pada awal pembentukan golongan etnis itu juga belum mengakar. Dalam pergaulan sehari-hari, mereka sering menyebut diri berdasarkan lokalitas tempat tinggal, seperti orang Kemayoran, orang Senen, atau orang Rawabelong.
Pengakuan terhadap orang Betawi sebagai sebuah golongan etnis dan sebagai satuan sosial dan politik dalam lingkup luas, yakni Hindia Belanda baru muncul pada 1923. Saat itu, Husni Thamrin, tokoh warga Betawi mendirikan Perkoempoelan Kaoem Betawi.
Sejak saat itu, orang Betawi sadar mereka merupakan sebuah golongan, yakni golongan orang Betawi. Ada juga yang berpendapat orang Betawi tidak hanya mencakup warga campuran dalam benteng Batavia yang didirikan oleh Belanda, tapi juga mencakup penduduk di luar benteng yang dinamakan warga proto Betawi.
Penduduk lokal di luar benteng Batavia tersebut sudah memakai bahasa Melayu, yang umum digunakan di Sumatera, yang berikutnya dijadikan sebagai bahasa nasional.
Sejak penghabisan masa zaman lalu dan khususnya sesudah kemerdekaan pada 1945, Jakarta dibanjiri imigran dari semua Indonesia. Sehingga orang Betawi, dalam artian apa pun juga, tinggal sebagai minoritas.
Pada 1961, suku Betawi bertambah 22,9 persen dari sebelumnya menjadi 2,9 juta penduduk Jakarta pada waktu itu. Mereka makin terdesak ke pinggiran, bahkan ramai-ramai digusur dan tergusur ke luar Jakarta.
Seni dan norma budaya asli penduduk Jakarta atau Betawi bisa diamati dari temuan arkeologis, misalnya giwang-giwang yang ditemukan dalam penggalian di Babelan, Kabupaten Bekasi yang bersumber dari masa zaman ke-11 Masehi.
Selain itu, norma budaya Betawi juga terjadi dari anggota campuran norma budaya suku asli dengan dari beragam etnis pendatang atau yang biasa dikenal dengan istilah Mestizo.
Suku-suku yang menduduki Jakarta antara lain, Jawa, Sunda, Minang, Batak, dan Bugis. Selain dari penduduk Nusantara, norma budaya Betawi juga menyerap dari norma budaya luar, seperti Arab, Tiongkok, India, dan Portugis.
Suku Betawi sebagai penduduk asli Jakarta tersingkirkan oleh penduduk pendatang. Mereka keluar dari Jakarta dan pindah ke wilayah-wilayah di Jawa Barat dan Banten.
Norma budaya Betawi juga tersingkirkan oleh norma budaya lain dari Indonesia maupun norma budaya barat. Untuk melestarikan norma budaya Betawi, didirikanlah cagar norma budaya di Situ Babakan. (Medcom.id/Z-4)
Kebijakan hanya akan berhasil jika diterjemahkan secara nyata di tingkat kota dan komunitas.
perempuan di Jakarta masih terjebak dalam ketidakpastian. Mulai dari pencarian kerja, dunia akademik, hingga kehidupan sehari-hari.
Menjadi bagian dari perjalanan panjang bangsa, BUMD ini menanamkan pondasi bagi masa depan kota dan warganya.
DINAS Perhubungan DKI Jakarta menyiapkan rekayasa lalu lintas (lalin) saat penyelenggaraan Kirab Bendera Pusaka dalam rangka Upacara Pengibaran dan Penurunan Bendera Pusaka pada HUT ke-80 RI
Fitroh menyebut KPK menangkap pejabat badan usaha milik negara (BUMN), dalam OTT ini. Nama lengkapnya masih dirahasiakan, saat ini.
KOMISI E DPRD DKI Jakarta mendorong Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta meningkatkan kualitas sarana dan prasarana olahraga.
Sebagian besar JPO di ibu kota saat ini sudah dilengkapi kamera pengawas (CCTV) yang dikelola Dinas Bina Marga serta Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik.
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung segera membuka rekrutmen Penyedia Jasa Layanan Perorangan (PJLP) Dinas Penanggulangan Bencana Kebakaran dan Keselamatan.
Penambahan jumlah CCTV secara ideal, meningkatkan pengamanan di sejumlah wilayah dan pembangunan kota cerdas atau smart city di DKI Jakarta.
KETUA DPRD DKI Jakarta Khoirudin mengatakan Jakarta dan Amerika sepakat menjalin kerja sama di tiga sektor. Masing-masing yakni sektor pangan, transportasi dan pendidikan
KOMISI A DPRD DKI Jakarta meminta proses rekrutmen Pegawai Penunjang Layanan Publik (PJLP) di lingkungan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) dilakukan tanpa pungli
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved