Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pengendara Keluhkan Jalanan Macet di Depan Stasiun KRL Citayam Depok

Kisar Rajaguguk
13/2/2023 21:31
Pengendara Keluhkan Jalanan Macet di Depan Stasiun KRL Citayam Depok
Ilustrasi - Kemacetan.(ANTARA)

KEMACETAN di jalur Stasiun Kereta Api Listrik (KRL) Citayam, Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat makin memprihatinkan. Pengendara pun mengeluh.

Kemacetan panjang dan desak-desakan kendaraan di jalan depan Stasiun KRL ini sudah berjalan tahunan, dan sejauh ini belum ada tindakan dan upaya solusi yang dilakukan pemerintah kota setempat. 

Baca juga: DPRD DKI: Layanan Transportasi Bisa Selesaikan Kemacetan

Dari pantauan Media Indonesia, Senin (13/2) suasana riuh, dan kemacetan stagnan berlangsung di depan stasiun KRL setempat. Angkutan Umum Perkotaan (Angkot) maupun Angkutan Umum Pedesaan (Anpedes) berjejer mengetem pada kedua sisi jalan, sehingga mobil pribadi serta roda dua kesulitan lewat. 

Pengendara mobil pribadi maupun roda dua, yang akan melewati Stasiun KRL Citayam ini harus sabar menahan kemacetan.

Petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok yang menjalankan tugas di lokasi terlihat tak kuasa mengatur kendaraan. Karena 

Angkot dan Anpedes bagai tak peduli. Sebagian mengetem di sisi jalan, yang terbilang sempit, ada pula yang berputar balik seenaknya.

Di tempat itu pula, para ojek membanjir di tepi jalan menunggu penumpang. Dan, di sebelah Selatan ada palang pintu KRL yang memperparah kemacetan. Pedagang kaki lima ikut pula memperparah keadaan.

Hery Pandawa, warga Jalan Raya Citayam, Pancoran Mas yang bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kantor Pemerintah Kota Depok Senin, mengaku setiap kali lewat depan Stasiun KRL Citayam merasa geram. Pasalnya kemacetan parah tiap hari terjadi akibat aksi angkot, ojek, pedagang kaki lima (PKL) serta pak ogah yang tak peduli kendaraan hendak lewat.

“Wah, harus sabar banget kalau lewat. Angkot, ojek, PKL serta pak ogah seenaknya menutup jalan. Apalagi angkot dan Anpedes seenaknya berhenti di tengah jalan. Ini sudah tahunan,” katanya, saat ditemui di area perlintasan KRL Citayam, Senin (13/2).

Pemkot Depok dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor harusnya berkolaborasi mengatasi kemacetan disana karena letak lokasi kemacetan berada di wilayah perbatasan tersebut. 

Soal administrasi kewilayahan, daerah Citayam masuk dalam Desa Bojong Gede. Sedangkan kuhumnya masuk Polres Metropolitan Kota Depok.

Senada, Sahrul yang tinggal di daerah perbatasan mengaku harusnya di KRL Citayam ini dibangun underpass. Ia pun menyampaikan 

tahun 2013 atau 10 tahun lalu sudah ada rencana yang baik dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok sudah berencana melakukan pembangunan Jalan Citayam dalam dua lajur, yakni Lajur Timur dan Barat. 

Lajur timur itu jalan yang lama yang berdampingan dengan Kali Baru, sedangkan lajur barat itu seberang rel KRL. Hanya saja rencana ini belum terdengar lagi. Tersiar kabar alasannya karena Pemda Bogor tak sudi membagi wilayah kepada Kota Depok.

Menanggapi kemacetan di Jalan Raya Citayam, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Depok Marbudiantono menegaskan dalam

mengurangi risiko kecelakaan sekaligus mengurai kemacetan yang terjadi, di pintu perlintasan kereta api Citayam, Kota Depok rencananya akan dibangun underpass pada tahun 2024.

"Habis pemilihan Presiden dan pemilihan Wali Kota 2024, pintu perlintasan KRL Citayam yang masuk ke dalam dua wilayah Kota Depok dan Kabupaten Bogor itu akan dibangun underpass.

Rencana pembangunan itu sudah dibahas secara bersama dan saat ini terus dilakukan pematangan konsep pembuatan.

"Saya ikut zoom meeting pembahasan pembangunan tersebut," ujarnya, 

Lebih lanjut, Marbudiantono membeberkan sama progres pembangunan underpass Citayam dengan underpass Dewi Sartika, yang baru diresmikan Gubernur Jawa Barat 17 Januari 2023. 

"Pengadaan lahan yang nyiapin Pemerintah Kota dan anggaran pembangunan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, " ucapnya.

Khusus di wilayahnya, Marbudiantono mengatakan bahwa ada puluhan bangunan yang terdampak akibat pembangunan infrastruktur underpass.

"Hampir 37 pemilik bangunan terdampak khususnya yang masuk wilayah Pabuaran Bojonggede, Kabupaten Bogor yang terdampak pembangunan underpass," tandasnya.

Sebelumnya Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan setelah pembangunan underpass Dewi Sartika selesai, rencana kedepan pembangunan underpass Jalan Citayam.

Dia mengharapkan pembangunan underpass di daerah Citayam dapat mengatasi kemacetan yang sudah dikeluhkan warga (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya