Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Satu Keluarga di Bekasi yang Diracun termasuk Pembunuhan Berantai

Rahmatul Fajri
19/1/2023 21:57
Satu Keluarga di Bekasi yang Diracun termasuk Pembunuhan Berantai
Ilustrasi.(DOK MI.)

POLISI mengungkap lima orang dalam satu keluarga di dalam rumah, Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, terkapar setelah meminum racun tikus dan pestisida yang telah direncanakan oleh para tersangka. Tiga orang dari keluarga tersebut akhirnya tewas, yakni Ai Maimunah, 40, Ridwan Abdul Muiz, 23, dan Muhammad Riswandi, 17. Dua lainnya, Muhammad Dede Solehudin, 34, dan NR, 5, menjalani perawatan.

Kapolda Metro Jaya Irjen M Fadil Imran menyebut berdasarkan pemeriksaan di tempat kejadian perkara tidak ditemukan kerusakan dan tanda kekerasan terhadap korban. Kepolisian menduga ada yang janggal di balik kematian korban.

Setelah dilakukan penyelidikan, polisi menemukan plastik diduga bekas racun, kopi yang telah diseduh, dan muntahan di kamar depan dan kamar tengah. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium, muntahan tersebut mengandung pestisida. "Itu larutan berbahaya apabila dikonsumsi manusia bisa menyebabkan kematian," kata Fadil di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (19/1).

Kepolisian lalu mengusut lebih jauh dan menetapkan tiga orang sebagai tersangka, yakni Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M. Dede Solehudin. Ketiganya melakukan pembunuhan secara terencana.

Para tersangka merupakan orang dekat atau masih memiliki hubungan keluarga dengan para korban. Bahkan, Wowon merupakan suami dari Maimunah.

Fadil menjelaskan para pelaku tega membunuh anggota keluarganya sendiri karena kejahatan mereka diketahui para korban. Pada tersangka menganggap korban merupakan sosok berbahaya yang dapat membocorkan kejahatan mereka. "Jadi keluarga dekatnya ini dianggap berbahaya karena mengetahui bahwa dia melakukan tindak pidana lain dalam bentuk pembunuhan dan penipuan kepada korban lain," katanya.

Setelah dilakukan penyidikan lebih lanjut, ternyata bukan kali ini saja para tersangka melakukan kejahatannya. Korban tewas di Bekasi merupakan rangkaian pembunuhan yang dilakukan oleh para tersangka di Cianjur.

Tim Polda Metro Jaya menemukan tiga lubang yang berisi kerangka empat korban di dekat rumah Duloh di Cianjur. Lubang pertama berisi kerangka anak kecil bernama Bayu, 2.

Kemudian lubang kedua ditemukan dua kerangka tulang atas nama Noneng dan Wiwin. Selanjutnya di lubang ketiga ditemukan kerangka tulang atas nama Farida. Fadil menyebut masih ada satu lagi korban di Cianjur yang masih dalam pencarian.

Tak berhenti di situ, kepolisian melakukan penelusuran dan ditemukan satu korban lagi di Garut. Korban yang belum diketahui identitasnya itu dikuburkan oleh warga sekitar setelah dibuang ke laut oleh pelaku.

Fadil mengatakan motif para tersangka melakukan kejahatannya ialah untuk menguasai harta korban. Awalnya mereka mencari keluarga yang ingin mendapatkan atau menggandakan uang.

Tersangka Dulah mengaku memiliki kemampuan supranatural untuk meningkatkan kekayaan. Dulah kemudian meminta Aki untuk mencari korban.

Setelah mendapatkan korban, para tersangka awalnya diminta untuk menyerahkan sejumlah uang yang akan digandakan atau dibelikan rumah. Korban kemudian menagih janji dari tersangka. Namun, para tersangka tidak mampu menepati janjinya.

Setelah itu, para tersangka meracuni korban yang dianggap mengetahui kejahatannya menggunakan pestisida. "Orang yang mengetahui dianggap berbahaya akan dihilangkan. Ada janji dan motivasi palsu. Korban ini yang sudah tertipu dihilangkan nyawanya," katanya. Atas perbuatan keji itu, para tersangka dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya