Pengali Kubur Kontainer Sembako Bansos Mengaku Diminta Gali Lubang Septictank

Kisar Rajaguguk
02/8/2022 09:13
Pengali Kubur Kontainer Sembako Bansos Mengaku Diminta Gali Lubang Septictank
Warga melihat penemuan barang diduga bansos presiden di Kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.(ANTARA/Asprilla Dwi Adha)

MISTERI penemuan satu konteiner beras bantuan presiden di lahan kosong jalan Tugu Jaya, Kelurahan Tirta Jaya, Kecamatan Sukma Jaya, Kota Depok berawal ketika seorang petani kebun disuruh seseorang menggali lubang untuk septictank.

Salah satu penggali lubang septictank yang bernama Nanang, mengungkapkan awalnya lubang tersebut akan digunakan sebagai septictank.

Lubang digali Nanang bersama beberapa temannya pada 2020. 

“Awalnya diminta buat septictank,” katanya, Selasa (2/8).

Baca juga: Esok, Polda Metro Panggil Bulog-JNE Terkait Penimbunan Beras Bansos di Depok

Dia mengaku sama sekali tidak tahu kalau lubang yang digali sedalam 1,5 meter itu akan digunakan untuk penguburan beras (sembako) banpres.

Ia mengatakan, bila tahu lubang yang ia gali bersama kawan-kawan untuk penguburan beras banpres, Nanang mengaku akan menolak tawaran kerjaan itu.

“Mungkin kalau dia (Seseorang) itu bilang untuk kuburan (bansos) ya saya nggak mau,” ucapnya.

Nanang menceritakan tidak tahu apa-apa setelah menggali. Dia dan temannya langsung meninggalkan lokasi.

Dia pun tidak diminta mengubur atau memendam apapun. 

“Begitu kelar gali kedalaman 1,5 meter. Saya berdua sama Rusdi menggali lubang selama dua hari. Siang hari manual pakai pacul pengki sama garpu. Yang nutup saya,” ceritanya.

Dirinya, awalnya menerima tawaran pekerjaan itu dari temannya yang bernama Dadung. Dengan iming-iming sejumlah uang akhirnya Nanang menerima tawaran tersebut.

“Saya awalnya dikasih orderan dari teman, namanya Pak Dadung untuk gali septictank, ya sudah,” katanya.

Sementara itu, Dadung menuturkan awalnya dia yang ditawari melakukan penggalian. Namun karena tidak sanggup maka dia menawarkan ke Nanang.

“Intinya minta cari tenaga. Saya enggak siap tenaga, saya cari teman. Dia mau. Untuk kelanjutan soal biaya dan lainnya itu ke Nanang,” akunya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), Billy Haryanto, mengaku kecewa atas penguburan beras bansos tersebut.

Sebab, beras bansos yang dikubur itu sebetulnya masih layak konsumsi. 

"Kalau dilihat kualitasnya, beras bernama' BerasKita ' itu harganya Rp10 ribu per kilogram, beras premium," ujarnya

Karena itu, ia sangat menyayangkan tindakan penguburan beras tersebut. Kalaupun kondisi beras itu jelek seperti yang diklaim perusahaan logistik JNE, beras tersebut masih laku dijual untuk pakan ayam dan itik. 

"Sangat disayangkan. Ini kelewatan. Tidak manusiawi, beras kok dikubur. Sebenarnya ada motif apa dari penimbunan beras ini," kata dia.

Billiy berharap lembaga terkait dapat menelusuri lebih lanjut penemuan beras bansos yang terkubur ini. Diketahui, satu konteiner beras bansos untuk disalurkan kepada masyarakat berpenghasilan rendah, ditemukan Rudi Samin warga setempat, Minggu 31 Juli 2022 (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya