Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BERAWAL dari keinginan untuk dapat berkontribusi dalam pelestarian lingkungan, Eco-Enzyme Indonesia sebagai salah satu organisasi non-profit yang aktif dalam kegiatan sosial dan lingkungan telah menyelesaikan Project pertamanya diawal tahun 2022.
Berlokasidi Rumah Susun Pengadegan Timur, Jakarta Selatan, Eco-Enzym Indonesia berkolaborasi dengan Komunitas Urban Farming lokal telah memproduksi sekitar 2.500 liter Eco Enzyme berdasarkan formulasi hasil penelitian oleh Dr.Rosukon Poompanvong dari Thailand.
Eco Enzyme sendiri merupakan cairan organik kompleks hasil fermentasi campuran antara sampah organik berupa sisa sayuran dan buah-buahan dengan gula tebu atau aren dan air.
Baca juga : Replikasi CSA, Pemkab Bone Dorong Petani Gunakan Pupuk Organik
Eco Enzyme termasuk dalam “green product” yang memiliki banyak fungsi seperti nutrisi untuk kegiatan pertanian, peternakan dan perikanan, cairan pembersih (disinfektan), penyegar udara, penjernih air, dan lainnya.
Rumah susun Pengadegan Timur di Jakarta Selatan dipilih menjadi lokasi pilot project ini karena sebelumnya di lokasi ini belum ada pemilahan dan pemanfaatan sampah / limbah daur ulang.
Pada tahap awal, tim Eco Enzyme Indonesia menyediakan sarana berupa tong-tong berkapasitas 100 liter yang ditempatkan di banyak titik di rumah susun dan sekitarnya untuk mengakomodir pemilahan sampah sebelum proses fermentasi secara organik.
Baca juga : Kementan Latih Petani CSA Membuat Bakteri Fotosintesis di Pinrang, Sulsel
“Proyek ini merupakan upaya untuk mengelola sampah organik menjadi produk yang bermanfaat sehingga mengurangi volume sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA)," ujar Sammy Aula, Founder Eco-Enzyme Indonesia, dalam keterangan pers, Jumat (20/5)..
"Selain itu juga kami juga ingin memperkenalkan Eco-Enzyme sebagai salah satu solusi lingkungan dan lebih lanjut bisa memberdayakan masyarakat sekitar untuk mengolah produk yang memiliki dapat memberikan nilai dan manfaat,” jelasnya.
Proyek ini telah berhasil mengkonversi sekitar 525 kg sampah organik berupa sisa sayur dan buah yang berasal dari rumah susun dan pasar disekitar menjadi 2500 liter Eco Enzyme dalam waktu 3 bulan pada tahap awal.
Baca juga : Terapkan CSA, Petani Purworejo Buat Pupuk Organik secara Swadaya
Tidak hanya terlibat dalam proses awal, Tim Eco Enzyme Indonesia juga melakukan monitoring terhadap program ini secara berkala dan memastikan bahwa program ini kedepannya dapat terus dilanjutkan oleh Komunitas Urban Farming secara berkelanjutan
Saparno, Ketua Komunitas Urban Farming di Rumah Susun Pengadegan mengucapkan terima Kasih atas dukungan dari Eco-Enzyme Indonesia sehingga mereka mendapatkan kesempatan untuk bisa berkolaborasi dan memberikan dampak positif untuk lingkungan sekitar.
Produk hasil dari project ini mereka gunakan untuk kegiatan urban farming, seperti campuran nutrisi untuk hidroponik dan kolam akuaponik.
Baca juga : Pemprov Jatim Evaluasi CSA dan Apresiasi Capaian Demplot Scalling Up
Bagi penghuni rusun yang lain juga dapat menggunakan produk ini sebagai cairan pembersih dan penjernih air di ruangan mereka sehingga dapat mengurangi pemakaian produk-produk pembersih berbasis bahan kimia.
Selain mendonasikan kepada para penghuni rusun, hasil produk dari Eco Enzyme ini juga didonasikan untuk karang taruna, kelompok-kelompok masyarakat yang ada di Kelurahan Pengadegan, Jakarta Selatan dan Palang Merah Indonesia untuk nantinya dapat dipergunakan sebagai Bio Disinfektan.
Di lokasi pilot project ini juga, masyarakat luas dapat berkunjung untuk dapat melihat proses pembuatan Eco Enzyme dan juga belajar pembuatan Eco Enzyme secara langsung.
Baca juga : Petani CSA Takalar, Sulsel, Terapkan Budi Baya Padi Ramah Lingkungan
Ini juga merupakan value jangka panjang yang diharapkan dari project ini sehingga masyarakat luas dan mengenal Eco Enzyme sebagai salah satu alternatif dalam mengelola dan mengolah sampah organik.
Ke depannya, mereka dapat mempraktikkan secara mandiri. Apalagi proses fermentasi dan perlakuan yang cukup sederhana dalam membuat Eco Enzyme. (RO/OL-09)
Baca juga : Tiongkok Modernisasi Sektor Pertanian dan Perikanan, Maksimalkan Akuakultur
Selain tidak membuang sampah, para siswa sekolah dasar diajak untuk tidak menambah sampah dengan cara membawa botol minum sendiri.
dampak negatif dari efek rumah kaca yaitu kondisi yang membahayakan bumi dan sudah terasa sejak tahun 80an dan hingga kini semakin besar dampaknya
MOTIF bunga pada model fesyen memang cukup banyak digandrungi di modest fashion. Selain itu, warna pastel dan warna monokrom juga merupakan salah satu pilihan outfit yang cukup digemari
Intensitas hujan tinggi yang terjadi beberapa hari ini telah menyebabkan sampah kiriman dari Sungai Citanduy berserakan di pantai barat.
Kebakaran itu menyebabkan pengelola TPA menutup sementara pembuangan sampah ke lokasi. Akibatnya, tumpukan sampah pun berserakan di banyak objek wisata.
Seorang warga membuang sampah yang dibungkus dalam beberapa kantong plastik
Urban farming juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perkotaan. Hasil panen tidak hanya dapat dijual tetapi juga dapat dikonsumsi sendiri.
dampak positif globalisasi terhadap berbagai aspek, mulai dari politik hingga hiburan yang dapat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat
PPIU Program YESS memberikan fasilitas dan bimbingan kepada generasi muda di perdesaan untuk menjadi wirausahawan dan petani handal do Subang, Jawa Barat.
YESS menjadi salah satu solusi yang terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan dan memberdayakan petani di Indonesia.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Presiden Jokowi mengakui, saat ini stok yang ada di Bulog 1,7 juta ton masih harus ditambah lagi sampai akhir tahun, kira-kira 1,5 juta ton.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved