Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Indonesia Punya Wadah Strategis untuk Bangun Ekosistem Biochar

Andhika Prasetyo
09/7/2025 13:46
Indonesia Punya Wadah Strategis untuk Bangun Ekosistem Biochar
Peresmian Asosiasi Biochar Indonesia Internasional(ABII)

Indonesia kini resmi memiliki wadah kolaboratif dan strategis untuk pengembangan teknologi dan pemanfaatan biochar melalui dibentuknya Asosiasi Biochar Indonesia Internasional (ABII). Peresmian asosiasi tersebut dilaksanakan pada Senin (7/7) dengan dihadiri Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Faisal Malik Hendropriyono, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy.

Ketua Umum Asosiasi Biochar Indonesia Internasional (ABII) Hashim Djojohadikusumo menyampaikan, dengan keunggulan sumber daya biomassa yang melimpah, Indonesia memiliki peluang besar menjadi pusat pengembangan teknologi dan pasar biochar global. ABII hadir untuk menyatukan visi ini dan menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam ekosistem biochar internasional.

"Peluncuran ini menjadi tonggak awal dari perjalanan panjang untuk membawa biochar dari laboratorium dan lahan pertanian ke kebijakan publik, pasar karbon, dan solusi perubahan iklim global," ujar Hashim dalam acara Public Launching Asosiasi Biochar Indonesia Internasional (ABII) di Soehanna Hall The Energy Building, Jakarta.

Bahkan, Hashim meyakini Indonesia bisa menjadi negara adidaya dari biochar. Sebab, tidak banyak negara di dunia yang memiliki sumber daya alam berupa biomassa seperti Indonesia.

“Jarang ada negara seperti kita. Mungkin hanya Indonesia, DRC Kongo, Brasil, Venezuela. Negara-negara tropis yang punya biomassa luar biasa. Bukan berupa pertanian tapi juga berupa hutan. Ini adalah kekayaan kita, ini adalah suatu sumber luar biasa. Indonesia saya yakin, semua yakin bisa jadi adidaya, super power dari biochar,” kata Hashim.

Direktur Eksekutif Asosiasi Biochar Indonesia Internasional (ABII) Phil Rickard menerangkan biochar adalah arang hasil proses pirolisis biomassa organik seperti limbah pertanian (jerami, sekam, cangkang sawit, dan lainnya) dalam kondisi minim oksigen. Proses ini tidak hanya menghasilkan bahan yang sangat berguna untuk pertanian dan reklamasi tanah, tetapi juga mampu menyimpan karbon dalam jangka panjang. Itu menjadikannya salah satu teknologi andalan untuk mitigasi perubahan iklim.

Menurutnya, biochar terbukti meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, mempertahankan kelembapan, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan bahkan membantu retensi unsur hara. Teknologi ini juga telah diakui dalam berbagai kerangka kerja Carbon Dioxide Removal (CDR) secara internasional.

“Hasil pembakarannya adalah sesuatu yang terlihat seperti arang. Namun, tidak seperti arang biasa, biochar memiliki banyak manfaat ketika dikembalikan ke tanah. Manfaat utamanya adalah meningkatkan kesuburan tanah dan daya serap air, yang tentu saja akan meningkatkan hasil panen setiap tanaman,” tutur Phil.

Lebih lanjut Phil menyampaikan, salah satu masalah polusi di Indonesia juga berasal dari lahan sawah dan delta karena sisa jerami dan limbah pertanian lainnya dibakar oleh petani. Bahkan, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) masih terus mencari cara pendekatan kepada petani untuk menghentikan kegiatan tersebut.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono yang mewakili Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman pun menyambut positif peluncuran Asosiasi Biochar Indonesia Internasional (ABII) ke publik. Sebab, biochar masih belum banyak diketahui fungsi dan manfaatnya. Sehingga, potensinya yang besar ini harus segera dimanfaatkan, agar semakin diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat.

“Saya menyambut positif, menyambut gembira peluncuran Asosiasi Biochar. Ini tampaknya sepele bagi orang, karena biasanya di saat orang membuat inisiatif atau ide baru, banyak orang ragu meragukan ataupun menertawakan. Dan paling utama, kami Kementan juga siap berkolaborasi dengan seluruh anggota Asosiasi Biochar,” ucapnya. 

ABII dibentuk sebagai respons terhadap meningkatnya urgensi penggunaan teknologi berbasis karbon dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, degradasi lahan, dan ketahanan pangan nasional. (Ant/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik