Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Ganjil - Genap di Puncak Halau 40% Arus Kendaraan

Dede Susianti
04/9/2021 19:20
Ganjil - Genap di Puncak Halau 40% Arus Kendaraan
Petugas gabungan mengarahkan pengendara dengan plat nomer genap untuk memutar kendaraannya di Simpang Gadog, Bogor, Jawa Barat.(MI/ANDRI WIDIYANTO)

ARUS lalu lintas di hari kedua penerapan sistem ganjil genap (gage) kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Sabtu (4/8) masih tinggi.

Hingga Sabtu sore atau sekitar pukul 17.00 WIB, masih banyak kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang hendak masuk atau naik ke Puncak, Cisarua.

Namun banyak kendaraan yang diputarbalikkan oleh petugas karena plat nomornya tidak sesuai dengan jadwal yang berlaku yakni genap.

Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan, di hari kedua itu penerapan gage cukup efektif mengurangi mobilitas di kawasan Puncak karena sekitar 40 % kendaraan gagal masuk atau diputar balikkan. Sedangkan 60% kendaraan berplat genap lolos.

Selain gage juga diberlakukan penerapan aplikasi pedulilindungi di penyekatan awal bagi pengunjung yang hendak ke hotel, restoran dan wisata konservasi.

Hal itu diungkapkan Ade Yasin usai apel gabungan dan peninjauan langsung uji coba penerapan gage di Simpang Gadog.

“Ini baru hari kedua uji coba, kita akan laksanakan selama dua pekan setiap Jumat sampai Minggu. Kemarin hari jumat masih sedikit, jadi tidak terlihat kemacetan dan terkendali karena baru hari pertama, sosialisasi juga barang kali belum signifikan sampai ke masyarakat,"katanya.

Baca juga: Akhir Pekan Padat, Polda Metro Gelar Patroli Skala Besar

Ade menyebut 40 % kendaraan yang diputar balikkan itu merupakan data dari sejumlah titik. Ada 5 titik penerapan ganjil genap yang alurnya ke Puncak.

Kelima titik itu yakni Pos penutupan Cibanon, check point Gate Tol Ciawi, Simpang Gadog, titik Rainbow Hills dan penutupan Bendungan.

Menurut Bupati Ade, kebijakan gage dikeluarkannya sebagai upaya untuk menekan penyebaran covid-19 di kawasan Puncak.

" Kebijakan ini kami lakukan semata-mata untuk menghindari klaster baru di Puncak. Ini masih sosialisasi dan uji coba kalau ada yang keberatan segara disampaikan kepada kami,”katanya.

Melalui uji coba ini lanjutnya, pihaknya ingin melihat sejauhmana efektifitas dari kebijakan penerapan ganjil genap ini.

Dia menyebut, untuk saat ini belum bisa disimpulkan. Evaluasi apakah dilanjutkan setelah uji coba sudah berjalan selama dua pekan.

Jika sudah terlihat ada aktivitas yang berkurang dan masyarakat wilayah Puncak lebih kondusif, katanya, maka uji coba akan dilanjutkan.

“Selama PPKM ini kita terapkan, tetapi ini belum bisa jadi permanen. Karena ini masih dalam kondisi PPKM, tujuannya menghindari klaster-klaster baru di wilayah Puncak, juga untuk menghindari banyaknya kerumunan orang. Minggu depan kita mulai lakukan penilaian efektif tidaknya,"jelasnya.

Sementara itu, sejumlah warga yang gagal naik atau diputar balikkan mengaku belum mengetahui adanya kebijakan tersebut. Dan mereka umumnya bertujuan hanya untuk berwisata mencari udara segar saja di area kebun teh dan tidak menginap.

Sementara itu, meski diberlakukan penerapan gage, pihak Kepolisian Resor Bogor tetap memberlakukan sistem buka tutup atau satu jalur (one way) baik untuk ke arah naik maupun sebaliknya. Namun itu dilakukan menyesuaikan kondisi atau sifatnya situasional.

"Pemberlakuan ganjil genap yang kita terapkan ini sebagai upaya untuk mengurangi kepadatan kendaraan yang akan memasuki kawasan puncak. Ke depan akan kita lakukan evaluasi bersama instansi terkait. Jadi untuk saat ini sendiri belum dapat kita lakukan evaluasi karena baru berjalan dua hari ini,"kata Kapolres Bogor Ajun Komisaris Besar Harun. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya