Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Pengacara Sebut Alasan MS Ungkap Pelecehan Seksual di KPI Pusat

Rahmatul Fajri
03/9/2021 14:25
Pengacara Sebut Alasan MS Ungkap Pelecehan Seksual di KPI Pusat
Pelecehan seksual(Ilustrasi )

PENGACARA MS, Muhammad Mualimin, mengungkapkan alasan kliennya buka suara terkait pelecehan seksual dan perundungan yang dialaminya di kantor Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat.

Mualimin mengatakan kliennya mengaku telah mengalami pelecehan seksual dan perundungan oleh sesama rekan kerjanya sejak 2012. Ia mengatakan kliennya menceritakan hal tersebut kepada dirinya pada 2019. Namun, saat itu, MS belum siap untuk mengungkapnya ke publik.

"Sebenarnya sudah dua tahun lalu korban menceritakan hal ini kepada saya. Tetapi, ketika saya menyarankan untuk kasus ini dibuka ke publik, dia tidak siap," kata Mualimin saat dihubungi, Jumat (3/9).

Mualimin mengatakan setelah mendengar keputusan MS, dirinya kemudian mengusulkan untuk melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Akan tetapi, saat itu, polisi justru meminta MS untuk melapor lebih dulu ke atasannya di KPI.

MS kemudian mengikuti saran polisi dan melapor ke atasannya. Setelah melapor, MS mengaku atasannya memindahkan ruangan kerjanya. Sedangkan, untuk dugaan pelecehan seksual tidak diusut oleh pihak KPI.

Mualimin mengatakan meski telah pindah ruangan, MS tetap mendapatkan perundungan dari rekan kerjanya. MS kemudian melapor kembali ke Polsek Gambir pada 2020, tetapi laporannya kembali tidak diproses.

Atas dasar itu, Mualimin mengatakan MS akhirnya menyetujui untuk membuka kejadian yang dialaminya ke publik. Kejadian tersebut lalu dituliskan oleh Mualimin dan menjadi viral di media sosial.

"Terakhir dia sudah tidak kuat lagi, dia cerita lagi hal terbaru. Akhirnya ya sudah ayo kita buka ke publik agar semua orang tahu. Dia setuju," kata Mualimin.

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat mengaku telah memeriksa 7 pegawainya terkait dugaan pelecehan seksual dan perundungan yang dialami pria berinisal MS. Komisioner KPI Pusat Nuning Rodiyah mengatakan pihaknya telah membentuk tim investigasi untuk menelusuri lebih lanjut mengenai dugaan pelecehan seksual dan perundungan yang diungkap oleh MS.

"Kami membentuk tim investigasi untuk klarifikasi pada para pihak yang ditulis saudara MSA. Kami sudah panggil 7 dari 8 orang yang menjadi terduga pelaku," kata Nuning dalam konferensi pers di Polres Metro Jakarta Pusat, Kamis (2/9).

Nuning mengaku belum bisa mengungkap hasil investigasi, lantaran tim masih melakukan penelusuran. Ia mengatakan hasil pemeriksaan akan disampaikan setelah tim investigasi selesai menelusuri kasus tersebut.

Baca juga : Polisi: Terduga Pelaku Pelecehan Seksual dan Perundungan di KPI Terancam Pasal Berlapis

"Apabila terbukti terjadi perundungan, kami berkomitmen memberi tindakan tegas pada pelaku," kata Nuning.

Lebih lanjut, Nuning mengaku pihaknya mendukung proses hukum yang saat ini bergulir di Polres Metro Jakarta Pusat. Ia mengatakan jika kejadian pelecehan seksual dan perundungan benar-benar terjadi sesuai pengakuan MS, maka pihaknya akan menjatuhkan sanksi tegas, seperti pemberhentian terhadap para pelaku.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Wisnu Wardhana mengatakan pihaknya akan memanggil delapan pegawai KPI Pusat sebagai saksi pada Senin (6/9) besok. Ia mengatakan pihaknya tak menutup kemungkinan untuk memanggil sejumlah pihak untuk mendalami lebih lanjut kasus tersebut.

"Hari Senin kita panggil, semuanya kita panggil. Nanti kita dalami lagi, perdalam lagi masalah pemanggilan lainnya," kata Wisnu.

Sebelumnya, MS yang merupakan pegawai kontrak di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat mengaku telah mendapatkan pelecehan seksual dan perundungan dari rekan kerjanya. Ia menyebut lima pegawai KPI Pusat telah melakukan pelecehan dan perundungan, yakni RM, FP, RT, EO, dan CL.

"Sejak awal saya kerja di KPI Pusat pada 2011, sudah tak terhitung berapa kali mereka melecehkan, memukul, memaki, dan merundung tanpa bisa saya lawan," tulis MS.

"Tahun 2015, mereka beramai ramai memegangi kepala, tangan, kaki, menelanjangi, memiting, melecehkan saya dengan mencorat-coret buah zakar saya memakai spidol. Kejadian itu membuat saya trauma dan kehilangan kestabilan emosi," lanjut MS.(OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya