Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Guru Divaksin Covid-19, Pemprov DKI Kaji Sekolah Tatap Muka

Putri Anisa Yuliani
02/3/2021 14:24
Guru Divaksin Covid-19, Pemprov DKI Kaji Sekolah Tatap Muka
Ilutrasi(Antara)

PEMPROV DKI Jakarta berencana untuk menggelar kegiatan belajar mengajar secara tatap muka. Kebijakan ini mulai diinisiasikan karena tenaga pendidik saat ini sudah mulai mendapatkan vaksinasi covid-19. 

Diketahui, vaksinasi covid-19 bagi tenaga pendidik di Jakarta telah dimulai pada 24 Februari lalu atau sepekan setelah vaksinasi bagi warga lansia dimulai.

"Ya memang ada rencana tersebut. Namun, tetap menunggu ketentuan dari Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta," kata Kabid Sekolah Dasar dan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (SDPKLK) Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Momon Sulaeman, saat dikonfirmasi, Selasa (2/3).

Momon menjelaskan pihaknya saat ini sedang melakukan sosialisasi atas rencana tersebut kepada pihak sekolah. Selain itu, kegiatan asesmen juga dilakukan untuk meninjau kemampuan sekolah dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka kembali usai 1 tahun melakukan pembelajaran jarak jauh akibat pandemi covid-19.

Baca juga : 90 Guru di Depok Divaksin Covid-19

Menurutnya, hal yang dapat dipastikan dari pembukaan kembali pembelajaran tatap muka yakni penyesuaian terhadap jumlah murid yang dapat hadir dalam satu termin. Jumlah murid atau peserta didik dalam satu kelas harus dibatasi.

Oleh karenanya, terbuka kemungkinan adanya sif jam sekolah seperti masuk pagi dan masuk siang. Hal ini sesuai dengan ketentuan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri yang terbit pada November 2020 lalu.

"Ya hal itu sesuai dengan SKB 4 Menteri," terang Momon.

Sementara itu, Dinas Pendidikan DKI Jakarta sebelumnya sudah mengeluarkan kebijakan 'blended learning' yakni mengkombinasikan antara pembelajaran jarak jauh dan tatap muka. Namun, Momon menyebut tidak ada sekolah di Jakarta yang menerapkan 'blended learning'. Hal itu disebabkan para orangtua murid dalam proses asesmen yang dilakukan tidak menyetujui adanya kombinasi ini.

"Dalam asesmen mereka meminta agar penuh secara jarak jauh," tukasnya. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik