Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pengamat: Penunjukkan Plt Ketua DPD Golkar Kota Bekasi Sudah Tepat

Mediaindonesia.com
07/9/2020 18:30
Pengamat: Penunjukkan Plt Ketua DPD Golkar Kota Bekasi Sudah Tepat
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi.(Antara)

LANGKAH yang ditempuh pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Jawa Barat untuk menerbitkan surat Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Golkar Kota Bekasi yang jatuh kepada Ade Puspitasari, dinilai sudah tepat.

DPD Golkar Kota Bekasi tengah menuai kemelut bersamaa rencana suksesi pemilihan ketua partai berlambang pohon beringin di Kota Bekasi menyusul akan berakhirnya masa jabatan Rahmat Effendi yang juga Wali Kota Bekasi.

Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, mengatakan, dengan ditunjuknya Plt Ketua DPD Golkar Kota Bekasi, setidaknya roda organisasi partai kembali bekerja dalam mempersiapkan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar.

"Sebab kalau terjadi Plt dalam kepengurusan partai maupun organisasi apapun itu, artinya telah terjadi ketidakmufakatan dalam musyawarah atau kompromi politik belum berjalan dengan baik. Oleh karenanya, penunjukan Plt tersebut sudah tepat," ujar Emrus pada keterangan persnya, Senin (7/9).

Sebab, kata Emrus, di internal partai manapun, baik di tingkat pusat maupun daerah dipastikan masih ada faksi. Namun demikian, guna menjaga marwah partai, DPP Golkar juga harus bersikap agar kemelut di tubuh partai di tingkat daerah segera diakhiri. 

"Di antaranya segera mengeluarkan surat rekomendasi pelaksanaan Musda agar segera memilih ketua DPD definitif. Sebab jabatan Plt sifatnya sementara dan berbatas waktu, selain itu, pejabat Plt tidak bisa mengambil langkah strategis dalam mengambil kebijakan partai," beber Direktur Eksekutif Emrus Corner ini.

Emrus juga berpandangan agar sosok yang duduk di steering committee (SC) adalah orang yang memiliki integritas. Sehingga bisa menyeleksi dengan ketat bakal calon Ketua DPD Kota Bekasi yang akan bertarung pada Musda Golkar mendatang. 

Tentunya, kata Emrus, yang pertama bisa dilihat rekam jejaknya, apakah memiliki cacat administrasi atau cacat moral. Kemudian memiliki integritas terhadap partai. Jadi dalam hal ini panitia Musda harus mengedepankan kepentingan partai daripada kepentingan individu. 

 “Jangan sampai calon kandidat memilliki cacat integritas maupun cacat administrasi lainnya. Sehingga pergerakan partai kedepan dibawah kepengurusan DPD yang baru hasil Musda dapat diandalkan dan bisa memenangkan dalam persaingan politik. Baik itu di tingkat legislatif maupun eksekutif. Seperti pemilihan Wali Kota maupun Pemilu 2024 mendatang,” kata Emrus.

Sebab, lanjut Emrus, ketika kepengurusan DPD Golkar dipengaruhi atau diintervensi oleh kepentingan faksi apalagi kepentingan individu itu sangat tidak baik. Namun demikian yang terpenting calon yang maju dalam pertarungan ketua DPD Golkar harus sosok yang memiliki hak suara. 

Untuk itu, sebagai kalangan akademisi dirinya menyarankan agar tidak ada intervensi maupun pihak-pihak yang mempengaruhi dalam memobilisasi pemilih.

Pada kesempatan itu, Emrus juga menyinggung bahwa kepengurusan partai di tingkat pusat harus memberikan otonomi kepada daerah-daerah dalam menentukan kepengurusan partainya. Sepanjang hal itu sejalan dengan visi misi garis politik dari pusat. (RO/OL-09)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya