PENUTURAN seorang calo penerimaan peserta didik baru (PPDB) berinisal ER terkait adanya ketentuan tarif bangku sekolah untuk level SMA seolah menegasikan pernyataan Kepala SMA Negeri 4 Depok Dede Agus.
Sebelumnya, Minggu (2/8), Agus protes keras dan mengirimkan hak jawab ke redaksi Media Indonesia atas pemberitaan yang dianggapnya sebagai fitnah, bohong, dan adu domba.
Namun, berdasarkan rekaman audio yang diperoleh Media Indonesia, kemarin, ER mengatakan patgulipat untuk menampung calon siswa yang tidak diterima di PPDB reguler justru mendapat restu dari pihak sekolah.
ER mengaku disuruh seorang wartawan mencari siswa-siswi yang kandas di PPDB jalur zonasi, afirmasi, dan prestasi untuk dititipkan ke semua SMAN di Depok melalui jalur belakang. Tarifnya pun lumayan besar, Rp10 juta-Rp30 juta.
Dalam rekaman berdurasi 12 menit itu, ER juga menyatakan senang bermitra dengan oknum wartawan yang disebutnya punya pengaruh kuat. Itu dibuktikan dengan respons cepat dari beberapa kepala sekolah yang dihubungi via aplikasi percakapan Whatsapp, salah satunya Kepsek Dede. "Maka, tak heran jika semua siswa/siswi yang dititipkannya cepat diterima," katanya.
Pekan lalu, di pos penjagaan SMAN 4 Depok, Dede membantah menerima siswa titipan. Bantahan disampaikan Dede dhadapan beberapa wartawan, orangtua calon siswa, dan petugas sekuriti sekolah tersebut.
"Sumpah, saya tidak terima siswa titipan. Maka itu, orangtua masukkan saja anak-anaknya ke SMA terbuka di Depok II Tengah karena SMA Negeri 4 sudah penuh," kilahnya.
Secara terpisah, Kepala Ke asistenan Pemeriksaan 7 Ombudsman Republik Indonesia Ahmad
Sobirin mendesak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil secepatnya mengusut kasus PPDB titipan di SMAN 4 Depok. Sobirin juga mendorong Pemprov Jawa Barat segera membentuk tim untuk mengusut dugaan jual-beli bangku sekolah dan menindak tegas pelakunya. (KG/J-3)