Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Anies Ancam Cabut PSBB Transisi

Putri Anisa Yuliani
13/7/2020 03:25
Anies Ancam Cabut PSBB Transisi
Gubernur DKI Jakarta, Annies Baswedan.(Medcom.id/Cindy)

GUBERNUR DKI Jakarta Anies Baswedan meminta masyarakat Jakarta disiplin, meski saat ini sedang dalam masa PSBB transisi fase 1, yakni sektor-sektor dilonggarkan.

Anies mengungkapkan positivity rate Jakarta kemarin mencapai 10,5%. Angka itu meningkat dua kali lipat daripada positivity rate selama Juni yang mencapai kisaran 4% hingga 6%.

Anies mengungkapkan selama ini positivity rate Jakarta cukup baik. Hal itu diketahui karena selama ini kasus-kasus baru covid-19 ditemukan dari kegiatan pencarian kasus aktif atau ‘active case fi nding’ ke wargawarga.

“Karena kami mengacu pada positivity rate. Misalnya, hari ini ada 200 orang positif, tapi dari 4.000 orang, positivity rate-nya menjadi 5%. Tapi, kalau 200 positif dari seribu orang, menjadi 20%. Ini yang berbahaya,” ungkapnya dalam video pernyataan yang diunggah di akun resmi Youtube Pemprov DKI, kemarin.

Anies juga mengingatkan bahwa kasus baru yang ditemukan 66% adalah orang tanpa gejala (OTG). Hal itu menurutnya cukup berbahaya.

“Saya perlu ingatkan, 66% yang kita temukan adalah OTG. Dia tidak sadar bahwa dia sudah terpapar. Kalau saja kita tidak datangi, puskesmas tidak testing, yang bersangkutan tidak sadar. Inilah yang harus ekstra hatihati. Beda kalau dia datang ke RS,” ungkapnya.

Ia menegaskan apabila perilaku masyarakat tidak disiplin sehingga membuat kasus terus melonjak, ia tak segan untuk mengambil kebijakan ‘emergency brake system’ yang tertera pada Peraturan Gubernur No 57/2020. “Kalau ini berlangsung terus, bukan tidak mungkin kita kembali ke situasi sebelum ini (PSBB pratransisi),” ujarnya.

Anies juga khawatir karena dalam pekan ini rekor tertinggi jumlah kasus baru covid-19 terus bermunculan.

Pada Sabtu (11/7), jumlah kasus baru di DKI 359 kasus. Kemarin, jumlah kasus baru mencapai 404 kasus. *Anies juga mengungkapkan jumlah kasus covid-19 bertambah 6.748 kasus selama sebulan lebih PSBB transisi fase 1 berlangsung.

Anies pun meminta masyarakat disiplin dan tidak menyepelekan covid-19. Masyarakat diminta untuk tetap serius menerapkan protokol kesehatan di mana pun dan kapan pun. “Secara khusus saya sampaikan jangan anggap enteng, jangan anggap ringan, jangan merasa kita sudah bebas. Lonjakan ini adalah peringatan bagi kita semua,” katanya.

Epidemiologis Universitas Indonesia Pandu Riono meng akui tingginya jumlah kasus baru covid-19 di Jakarta disebabkan karena rendahnya kedisiplinan masyarakat.

Padahal langkah untuk mencegah penularan covid- 19 sangat mudah, yakni dengan gerakan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Upaya itu, menurutnya, memang sampai kepada masyarakat, namun lemah di dalam implementasinya. Namun, Pandu juga mengatakan jumlah kasus covid-19 juga tidak bisa dikatakan sepenuhnya buruk.

“Kita juga harus lihat peningkatan kasus ini karena apa? Karena tes atau karena orang datang ke rumah sakit akibat ada gejala? Kalau di DKI kan karena tes, artinya tesnya meningkat, dan itu bagus. Orang yang positif jadi bisa cepat diisolasi dan bisa segera dilacak kontaknya. Itu bisa mencegah penularan,” tutupnya. (Put/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya