Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

DKI: Banyak Warga Tolak Tes Covid-19

Putri Anisa Yuliani
09/7/2020 14:36
DKI: Banyak Warga Tolak Tes Covid-19
Tim medis Puskesmas Kecamatan Sawah Besar melakukan swab test di Pasar Gang Lilin, Sawah Besar, Jakarta Pusat (1/7/2020)(MI/ANDRI WIDIYANTO)

Untuk mencegah penularan covid-19 Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan berbagai upaya termasuk di antaranya 'active case finding' atau pencarian kasus aktif. Pencarian ini dilakukan dengan aktif melakukan penelusuran epidemiologi (PE) terhadap warga dan pasien positif covid-19. Orang-orang yang didapat dari penelusuran ini nantinya akan ditindaklanjuti dengan melakukan tes usap PCR yang akurat mendeteksi virus covid-19 dalam tubuh.

Dari 'active case finding' ini Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Pengendalian Penduduk dan Permukiman Suharti mengatakan pihaknya cukup puas karena saat ini cukup banyak warga yang terdeteksi terpapar covid-19 meski tanpa gejala. Upaya ini akan terus dilakukan untuk menekan penyebaran virus covid-19.

"Kami senang karena program 'active case finding' ini bisa menemukan warga yang positif, sehingga bisa segera ditangani. Ini mayoritas tanpa gejala. Kalaupun ada, gejalanya ringan sekali sampai masyarakat tidak akan mengira ini covid-19. Justru ini yang bagus. Jadi, kita juga sekaligus mensosialisasikan agar warga tidak menganggap gejala sekecil apa pun dengan sepele," kata Suharti dalam webinar Urgensi Penanganan Permukiman Padat Penduduk Menghadapi Covid-19 yang diselenggarakan Bappenas, Kamis (9/7).

Baca juga: Ahli Perkirakan Covid-19 di Indonesia Baru Reda Dalam 3 tahun

Suharti menambahkan bahwa meski hasil positif covid-19 masih terus bertambah dari upaya ini, namun persentase positif atau 'positivity rate' di Jakarta masih di bawah angka aman dari WHO yakni 5,6%. Untuk meningkatkan kapasitas pengetesan Jakarta, Pemprov DKI bekerja sama dengan 45 laboratorium pemeriksa covid-19. Tingkat pengetesan PCR Jakarta juga terus ditingkatkan, sehingga sudah melampaui standar WHO, yakni 10 ribu tes per 1 juta penduduk per pekan.

Di sisi lain, Suharti mengakui banyak kendala saat melaksanakan tes usap PCR kepada warga. Penolakan itu terjadi karena warga khawatir apabila terbukti positif covid-19, maka harus meninggalkan keluarga untuk diisolasi atau tidak bisa lagi bekerja, sehingga kehilangan mata pencarian.

"Iya. Banyak sekali penolakan yang kita dapatkan, tapi kita tegaskan bahwa ini untuk kebaikan mereka. Terutama pada pedagang pasar yang menolak itu, kita katakan bahwa kalau mereka juga tetap menolak mereka akan dilarang berdagang untuk seterusnya. Akhirnya mereka mau," tukas Suharti. (OL-14)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya