Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Rerie: Perketat Protokol Kesehatan di Trasportasi Publik

Putri Rosmalia Octaviyani
05/6/2020 19:05
Rerie: Perketat Protokol Kesehatan di Trasportasi Publik
Penerapan protokol kesehatan di stasiun KRL untuk mencegah penularan covid-19(MI/ BARY FATHAHILAH)

PENERAPAN protokol kesehatan yang ketat wajib diberlakukan di sejumlah moda transportasi publik seperti MRT, commuter line, bus, dan angkutan kota. Hal dianggap mutlak dilakukan agar kenormalan baru tidak kembali menimbulkan penyebaran covid-19.

"Moda angkutan massal berpotensi jadi pemicu penyebaran covid-19 yang datang dari luar Jakarta maupun antarwilayah di Jakarta, bila penumpang tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan dan tertib jaga jarak," ujar Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulis, Jumat (5/6).

Lestari menegaskan, strategi teknis untuk menerapkan jaga jarak antarorang di area publik yang rawan kerumunan. Seperti di stasiun kereta, MRT dan halte bus, harus dijalankan dengan ketat.

"Untuk mengantisipasi kondisi yang tidak diinginkan, sebisa mungkin dilakukan simulasi terlebih dahulu untuk menerapkan strategi jaga jarak di area publik, sebelum diaplikasikan pada kondisi sebenarnya," ujarnya.

Di stasiun kereta misalnya, tambah Lestari, serbuan para pekerja di pagi hari berpotensi memicu kerumunan orang, karena di dalam kereta commuter line diberlakukan pembatasan jumlah penumpangnya hanya 50 persen dari kapasitas kereta.

Menurut Rerie, kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan dan menjaga jarak di area publik tidak bisa ditawar lagi di masa transisi ini.

"Jangan sampai kelalaian kita malah memicu munculnya penyebaran virus klaster masjid A, klaster gereja B, klaster stasiun A atau klaster halte B," ujarnya.

Lestari menegaskan, lalai terhadap aturan di masa transisi berpotensi mengembalikan kondisi kita ke awal pandemi. "Sebuah kondisi yang memprihatinkan yang tidak boleh terjadi," ujarnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik