Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KEPALA Satpol PP DKI Jakarta Arifin menyesalkan terjadinya kerumunan puluhan orang di malam penutupan restoran cepat saji McDonald's Sarinah yang berlangsung tadi malam.
Arifin menyebut ia tidak menduga ada kerumunan massa sebesar itu. Namun, setelah mendapat laporan, ia langsung menerjunkan petugas untuk pembubaran massa.
"Kita dapat laporan. Maka kemudian Satpol PP meluncur ke lokasi untuk membubarkan kerumunan itu," kata Arifin saat dihubungi, Senin (11/5).
Arifin menegaskan pihaknya juga tidak mengetahui bahwa pengelola akan melakukan seremonial penutupan. Padahal seharusnya hal tersebut tidak dilakukan di situasi pandemi covid-19 karena jelas akan mengundang kerumunan massa.
Selain itu, ia juga telah memberikan teguran keras kepada pengelola.
"Ya sudah tutup. Kan kita menegur keras. Menegur dengan keras itu dalam artian kita menegur pihak penyelenggara kegiatan itu karena seharusnya tidak perlu lagi ada kegiatan yang sifatnya seremoni. Apalagi itu kan di pinggir jalan," tegasya.
Baca juga: Satpol PP tidak Menduga Adanya Kerumunan di McD Sarinah
Menurutnya, warga datang berkerumun karena ingin merekam proses penutupan McDonald's Sarinah.
"Jadi McD itu di Sarinah itu kemarin itu mereka hari terakhir operasi. Terakhir buka dan mereka mengadakan semacam kegiatan closing. Nah, ketika closing itu mereka tidak banyak, tapi karena itu kegiatan di jalan sehingga orang ikut berkerumun. Nah, karena banyak orang, muncul lah di beberapa viral di beberapa medsos," ungkapnya.
Sebelumnya, pada Minggu (10/5) malam warga datang berkumpul di McDonald's Sarinah untuk melihat proses penutupan cabang pertama restoran cepat saji McDonald's di Indonesia itu. Hal ini disayangkan oleh banyak pihak termasuk Koalisi Pejalan Kaki melalui akun Twitter resminya Koalisi Pejalan Kaki prihatin banyak warga yang tidak menjaga physical distancing.
Kabar penutupan McDonald's Sarinah sempat viral beberapa hari lalu. McDonald's Sarinah ditutup dan tidak akan beroperasi kembali karena PT Sarinah (Persero) selaku pengelola Plaza Sarinah akan merombak total gedung pusat perbelanjaan pertama di Indonesia itu menjadi pusat promosi produk lokal. McDonald's yang notabene adalah produk makanan cepat saji dari AS pun tidak sesuai dengan konsep baru Sarinah dan diminta untuk tutup. (A-2)
Kemenkes menyebut total kasus covid-19 dari Minggu ke-1 hingga Minggu ke-30 tahun 2025 sebanyak 291 kasus
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Presiden Joko Widodo mengaku bingung dengan banyaknya istilah dalam penangan covid-19, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar hingga Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Demi membantu UMKM untuk bangkit kembali, influencer Bernard Huang membuat gerakan yang diberi nama PSBB atau Peduli Sesama Bareng Bernard dii Kota Batam.
Kebijakan itu juga harus disertai penegakan hukum yang tidak tebang pilih, penindakan tegas kepada para penyebar hoaks, dan jaminan sosial bagi warga terdampak.
Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 20.155 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 6.934 positif dan 13.221 negatif.
Untuk menertibkan masyarakat, tidak cukup hanya dengan imbauan. Namun harus dibarengi juga dengan kebijakan yang tegas dalam membatasi kegiatan dan pergerakan masyarakat di lapangan.
Epidemiolog UI dr.Iwan Ariawan,MSPH, mengungkapkan, untuk menurunkan kasus Covid-19 di Indonesia, sebenarnya dibutuhkan PSBB seperti tahun 2020 lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved