Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Gagal ke Jepang, Warga Kepung Kantor Penyalur Kerja di Bekasi

Gana Buana
22/11/2019 20:02
Gagal ke Jepang, Warga Kepung Kantor Penyalur Kerja di Bekasi
Warga mendatangi LPK PT. Mirahino Jaya yang diduga melakukan penipuan(MI/Gana Buana)

SEBUAH kantor Lembaga Penyalur Kerja (LPK) di Jalan Perum Graha Prima, Desa Satria Jaya, Tambun Utara, Bekasi, Jawa Barat, digeruduk puluhan orang.

Perusahaan yang bernama PT. Mirahino Jaya tersebut diduga melakukan praktek penipuan yang menyebabkan peserta pelatihan kerjanya batal berangkat ke Jepang.

“Kita mau berangkat sesuai janji, kalau tidak tolong kembalikan uang kami,” ungkap Feri, 27, salah satu peserta LPK di perusahaan tersebut, Jumat (22/11).

Feri menuturkan dirinya mengrtahui LPK tersebut dari media sosial milik temannya. Ia yang akhirnya yakitn akan informasi tersebut meyakinkan diri untuk bergabung.

Menurut Feri, program yang ditawarkan perusahaan tersebut bagus. Maka, dirinya rela membayar pendaftaran awal sebesar Rp21 juta.

“Saya bayar cash di awal untuk pendaftaran dan urus dokumen,” ungkap dia.

Baca juga : Arisan Daring Makan Korban Lagi

Feri mengaku masuk LPK sekitar Agustus 2018. Dirinya juga telah mengikuti pelatihan selama 6 bulan dan telah mendapatkan Surat Keputusan (SK) lulus dan siap diberangkatkan.

Namun, hingga kini Ia belum juga diberangkatkan. Bahkan penyalur tersebut malah minta uang tambahan kembali sebesar Rp10 juta padanya.

“Saya dimintai lagi dikirim ke rekening pribadi atas nama Murdiyono, pokoknya total jadi Rp51 juta,” kata dia.

Korban lain, Obi, 21 mengatakan, dirinya tahu info perusahaan tersebut dari seorang teman yang pernah diberangkatkan.

Lelaki yang bergabung pada Oktober 2018 ini mengaku Telah membayar uang Rp7 juta untuk pendaftaran dan pelatihan sebelum berangkat ke Jepang. Kemudian dirinya diminta lagi uang Rp10 juta untuk pembuatan CoE atau Certificate of Eligibility.

“Saya bayar total Rp17juta, terus saya interview dan dinyatakan lulus untuk berangkat bulan April 2019 lalu. Tapi belum juga berangkat sampai sekarang,” kata dia. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik