Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
DUA remaja laki-laki bernama Arya, 12, dan Abdul Khodir Sahrullah, 14, tenggelam akibat terseret ombak di Perairan Ancol Timur, Pademangan, Jakarta Utara, pada Minggu (16/6) siang.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Jakarta, Hendra Sudirman, mengatakan, korban bernama Arya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Sementara Abdul Khodir Sahrullah masih belum ditemukan.
Hingga Senin (17/6) sore, tepi Perairan Ancol Timur masih ramai dengan teman-teman korban yang menyaksikan proses pencarian oleh petugas SAR gabungan. Salah satunya adalah Andika Putra yang akrab disapa Juju, 16, yang merupakan sahabat dekat Abdul Khodir
Sahrullah yang hingga kini masih dalam pencarian.
Juju adalah salah satu anak yang berada di Perairan Ancol Timur ketika Abdul dan Arya digulung ombak.
Juju menceritakan pada awalnya dia, Abdul, Arya dan anak-anak lainnya yang berjumlah sekitar 30 orang mendatangi lokasi untuk mencari
kerang.
"Ramai-ramai sih awalnya, ada 30-an. Idenya nyari kerang, buat makan bareng-bareng, buat pesta gitu," tutur Juju di tepi Perairan Ancol Timur, Senin.
Puluhan remaja itu tiba di Perairan Ancol Timur pada sekitar pukul 13.00 WIB. Mereka semua berangkat bersama-sama dari daerah Sunter Agung tanpa pengawasan orang dewasa.
Juju mengatakan, mereka memang sering bermain di perairan yang berada tidak jauh dari PLTU Tanjung Priok tersebut. Namun dalam rombongan ini ada beberapa orang yang baru pertama kali datang ke Perairan Ancol Timur yang sejatinya merupakan kawasan terbatas dan tidak diperuntukan untuk wisata.
Baca juga: 10 Penyelam Dikerahkan Cari Remaja Tergulung Ombak di Ancol
Setibanya di pantai tersebut anak-anak itu langsung menceburkan diri ke air. Anak-anak yang lebih tua dalam rombongan tersebut sempat mengingatkan agar yang tidak bisa berenang tidak ikut terjun ke air, namun tidak didengarkan.
"Anak gede sudah bilang yang tidak bisa berenang tidak usah ikut, eh mereka ngeyel, makanya begitulah," kata Juju.
Abdul, Arya, dan satu orang lainnya kemudian terpisah dari rombongan yang tengah bermain di pantai dan kemudian Juju mendengar ada anak yang lebih tua yang berteriak minta tolong. Mereka kemudian mendatangi arah teriakan tersebut dan menemukan Arya sudah dalam keadaan tidak bernyawa.
"Tiga orang terpisah dari yang lain. Saat tiba Arya sudah di angkat, yang gedenya sudah pada teriak minta tolong," ujarnya.
Hingga tadi siang, Juju masih menunggu jasad sahabat dekatnya itu ditemukan. Meski demikian, dia enggan menunggu di lokasi tempat sahabatnya itu tenggelam. Sebab, dia mengaku masih trauma dengan kejadian yang membuatnya kehilangan sahabat dekatnya itu.
"Dia (Abdul) sahabat saya. Dari kecil udah kenal, saya udah pindah rumah juga dia masih main sama saya. Ke mana-mana bareng," tuturnya.
Juju juga mengatakan pagi ini dirinya mendatangi rumah duka tempat Arya disemayamkan untuk membacakan surat Yasin sebelum kembali
menunggu sahabatnya di tepi perairan timur Ancol. (OL-1)
Pascanormalisasi, pemerintah juga harus pemulihan ruang terbuka hijau yang rusak akibat infrastruktur
Hal tersebut dijalankan untuk menunjang kebijakan program TransJabodetabek yang menghubungkan wilayah sekitar Jakarta seperti Depok, Bogor, Bekasi dan Tangerang.
Nantinya BUMD-BUMD di Jakarta akan berbagi ilmu atau pengetahuan mengenai pengelolaan infrastruktur berdasarkan pengalaman mengerjakan pembangunan di Jakarta agar bisa diterapkan di IKN.
Wibi mengimbau kepada seluruh warga yang nantinya memanfaatkan CFN agar tertib dan menjaga lingkungan saat kegiatan berlangsung.
Sehingga dapat meningkatkan keamanan dan kenyamanan kualitas hidup masyarakat DKI Jakarta.
JFF 2025 juga menjadi tonggak menuju perayaan 500 tahun Jakarta, sekaligus bagian dari upaya mewujudkan salah satu dari 20 kota global terdepan.
ARUS sungai Barumun di Sumut kembali menelan korban jiwa setelah Tim SAR gabungan menemukan jasad Amas Muda Harahap dalam kondisi meninggal dunia pada Minggu (1/6).
SEORANG warga Banjarnegara yang tenggelam dan hilang pada Sabtu, 12 April 2025 lalu, di pantai Parangtritis telah berhasil dievakuasi.
Keduanya diselamatkan petugas dan relawan serta nelayan setempat.
Dua mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa Tengah, meninggal akibat tenggelam di waduk kampus yang terletak di Jalan Kaligawe Raya, Kota Semarang.
Sebuah kapal pengangkut beras, KM Surya Bahari Tanjung, tenggelam di perairan Desa Batu Berlobang, Kecamatan Bakung Serupun, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.
SEORANG kakek pencari kayu warga Desa Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tenggelam terseret arus dari luapan sungai Bengawan Solo.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved