Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
LEMBAGA Bantuan Hukum (LBH) APIK berharap kasus kekerasan seksual yang dialami kakak beradik di Cibinong menjadi prioritas dan segera mendapat keputusan tepat.
Hal tersebut mengingat pelaku yang berinisial HI, 41, divonis bebas oleh Pengadilan Negeri (PN) Cibinong. Vonis tersebut jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa yaitu 14 tahun penjara.
Koordinator LBH APIK, Uli Pangaribuan, mengatakan hakim memutus bebas dengan alasan tidak adanya saksi yang melihat kejadian pemerkosaan terhadap kedua korban.
"Kasus ini masih dalam proses kasasi. Mahkamah Agung diminta menjatuhkan putusan kasasi sesuai UU Perlindungan Anak dan UU Sistem Peradilan Pidana Anak," kata Uli Pangaribuan di Jakarta, Minggu (28/4).
Untuk menjadi skala prioritas, LBH APIK mencari dukungan ke lembaga-lembaga masyarakat dan membuat petisi meminta dukungan dari masyarakat agar pelaku dihukum.
"Jadi kita minta dukungan dari lembaga-lembaga negara seperti Komisi Yusdisial, Ombudsman, Mahkamah Agung, Komnas Perempuan, Komisi III dan VIII DPR," imbuhnya.
Selain itu, LBH APIK membantu korban menemukan kejanggalan ketika persidangan di PN Cibinong. Pasalnya, bukti-bukti sudah dilampirkan dan menguatkan, tetapi pelaku masih divonis bebas.
Baca juga: Pemerkosa Divonis Bebas, Kecaman Mengalir
Bukti yang diajukan seperti visum, keterangan terdakwa, saksi dari korban dinilai sudah menguatkan ditambah adanya pengakuan dari terdakwa. Dalam Pasal 184 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), soal alat bukti yang diajukan minimal dua.
"Kejanggalan lainnya ialah ketika korban dilakukan pemeriksaan tidak dapat pendampingan. Padahal salah satu korban merupakan anak berkebutuhan khusus," ungkap Uli.
"Bukti di PN Cibinong itu sudah lengkap, sebetulnya alasan hakim membebaskan sudah tidak ada lagi. Itu menjadi kejanggalan bagi kami juga," pungkasnya.
Sebelumnya, pada 25 Maret 2019, PN Cibinong membebaskan HI, seorang pemerkosa dua anak, dari tuntutan 14 tahun penjara. Majelis hakim yang beranggotakan Muhammad Ali Askandar, Chandra Gautama dan Raden Ayu Rizkiyati membebaskan HI sekalipun terdakwa telah mengakui perbuatannya.(OL-5)
Anak akan merasa tidak berharga jika kerap dibentak oleh orangtua
Berikan pendidikan seks sesuai dengan usianya untuk bisa menetapkan batasan pada orang lain.
Selain itu, anak-anak juga perlu dilatih untuk berani bersuara terhadap berbagai hal negatif yang dialaminya, misalnya dari tindak kekerasan.
Polres Tasikmalaya menetapkan status tersangka pada pasangan SM, 50, dan BK, 61, dalam kasus pembunuhan terhadap anak kandungnya sendiri yang berkebutuhan khusus berusia 10 tahun.
Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di antaranya meliputi persetubuhan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), maupun perzinaan.
Selama 2023, jumlah kekerasan terhadap anak terdata sekitar 62 kasus. Angkanya tergolong tinggi.
Lawang Salapan Kota BogorBberhias Kain Merah Putih
Apel Pengamanan Jeang Pilkada di Kabupaten Bogor
TKT lansia dan latihan kognitif untuk lansia dilakukan melalui aktivitas senam otak (brain gym) dan bermain puzzle (puzzle therapy).
tidak pernah mempersulit penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved